Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terbukti terus memberi kontribusi yang tak sedikit pada perekonomian di Indonesia. Bahkan di tengah pandemi, UMKM berperan penting sebagai pilar pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal itu dibuktikan melalui data Kementerian Koperasi dan UKM, bahwa jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta atau 99,99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia, disertai daya serap tenaga kerja sebanyak 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap tenaga kerja dunia usaha.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa negara bisa menghemat belanja modal dan belanja barang sebesar US$17 miliar atau setara Rp246,5 triliun, yang didapatkan dari total belanja modal dan belanja barang. Dana itu dialokasikan untuk membeli berbagai produk asli dalam negeri yang mencapai angka Rp1,3 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari paparan data di atas menunjukkan, pembelian produk lokal bersinergi dengan penyerapan tenaga kerja, maupun penghematan pengeluaran negara.
Menyadari hal tersebut, Grup GoTo melalui ekosistem Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial menggelar Konferensi Nasional Maju Digital untuk meningkatkan daya saing UMKM lewat pemanfaatan teknologi.
Konferensi itu tak lain bertujuan agar UMKM di Indonesia dapat bergerak maju secara digital dengan daya saing melampaui level nasional. Upaya ini sekaligus menjadi wujud dukungan GoTo terhadap bisnis lokal melalui edukasi dan penyediaan sarana digital, khususnya untuk para pelaku UMKM.
Digitalisasi, Kesempatan Berkreasi Tanpa Batas
Dalam sesi bertajuk Maju dengan Menjadi Lokal, founder dan CEO Batik Naraya, Andrina Effendi, serta Andry Susanto selaku co-founder dari bisnis kuliner Oma Elly memaparkan terkait kontribusi platform digital dalam perkembangan usaha mereka.
"Straight to digital itu trial and error lebih murah. Biaya belajarnya murah dibandingkan nyemplung langsung di offline. Meskipun sebagian usaha masih butuh offline store karena konsumen akan merasa lebih terjamin kalau ada tokonya tapi paling tidak, enggak perlu massif banget. Untuk pelajari market, mulai dari situ, dari digital," ungkap Andrina.
Dia menambahkan, sempat ada penyesalan lantaran dirinya tak fokus mengembangkan aset digital sejak awal. Saat itu, Andrina berfokus pada penjualan di toko swalayan.
Namun 'keterpaksaan' belajar yang juga merupakan dampak pandemi, Batik Naraya dapat memaksimalkan kanal digital, baik melalui situs maupun marketplace.
"Kita coba semua cara, semua campaign kita ikuti semuanya, justru dari Revenue Manager di Tokopedia yang pegang kita, kita di-push untuk coba semua," imbuhnya.
Pada konferensi UMKM lokal pertama dan terbesar dari GoTo tersebut, Andry Susanto mengungkapkan bahwa dengan kanal digital, kreativitas tak terbatas bisa dilakukan oleh para pelaku usaha.
"Sekarang orang mungkin banget bisa memulai bisnis hanya digital saja dan jadi besar. Karena kalau digital, the opportunity is endless. Kesempatannya dan kreatifitasnya tanpa batas dengan cost yang sangat minim," tuturnya.
Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Deddy Corbuzier, Andry menuturkan bahwa dirinya mendapat banyak pengalaman dalam perjalanan digitalisasi usaha rumahannya. Salah satunya, ketika dia mendapatkan supplier bahan baku yang berkualitas dan tidak kalah saing dengan produk luar negeri.
"Contoh, kita dapat basil dari Lembang, Bandung. Ternyata kualitas basil dipengaruhi dari ketinggian, dari permukaan laut, dan dari dingin di siang hari. Semuanya harus pas dan itu saya enggak bohong, kualitas basilnya enggak kalah dengan produk luar," katanya.
Melalui platform digital pula, Andry berhasil menemukan produsen pemanggang pizza dari Bandung yang kualitas pemanggangnya lebih bagus dibandingkan dengan pemanggang yang dia beli dari Italia. Dengan berbagai kualitas produk lokal yang tak kalah saing seperti itu, dia berharap para stakeholder terus menggaungkan dukungan terhadap produk lokal.
"Cara paling gampang support produk lokal adalah dengan edukasi, banyak konsumen saya yang sudah well traveled, sekarang mereka tidak terbawa apa-apa musti internasional, lebih kepada apa yang enak. Jadi sekarang lebih ke value dan taste-nya," ucap Andry.
Konferensi Nasional Maju Digital merupakan bagian dari gerakan #BangkitBersama. Melalui rangkaian ini, GoTo berharap dapat meningkatkan daya saing UMKM lokal agar dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
(osc)