Edukasi Kebaikan, BPDPKS Lanjutkan Program Peremajaan Sawit Rakyat

BPDPKS | CNN Indonesia
Rabu, 17 Nov 2021 14:01 WIB
Selain mengurangi deforestasi, program peremajaan sawit rakyat oleh BPDPKS ini juga bertujuan meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat.
Ilustrasi. Selain mengurangi deforestasi, program peremajaan sawit rakyat oleh BPDPKS ini juga bertujuan meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat. (Foto: Arsip BPDPKS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan menyatakan bahwa industri kelapa sawit tak lagi dapat dipisahkan dari isu lingkungan, seperti deforestasi dan kebakaran lahan.

Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengungkapkan, banyak pemberitaan tentang komoditas tersebut yang tak berimbang, terlebih yang bersumber dari luar negeri.

Soal isu deforestation, Eddy mengatakan bahwa hal itu tak disebabkan oleh kelapa sawit. Justru sebaliknya, kelapa sawit sebenarnya membantu penghijauan lahan kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kelapa sawit bukanlah penyebab deforestasi global, sebaliknya, perkebunan kelapa sawit justru berkembang untuk mengisi lahan terlantar akibat praktik perambahan hutan. Hal ini telah terkonfirmasi dari hasil penelitian sejarah status lahan, terutama di Pulau Kalimantan sejak tahun 1973 hingga 2015," katanya dalam kegiatan Badan Layanan Umum (BLU) Expo 2021 pada Rabu (17/11).

Eddy memaparkan, selaku BLU yang ditugaskan untuk menyalurkan dana serta melaksanakan kegiatan promosi terkait kelapa sawit, BPDPKS akan terus mengadakan kegiatan dengan data dan fakta objektif untuk meluruskan pandangan negatif masyarakat.

"Isu-isu dan tuduhan negatif terhadap sawit banyak yang berasal dari luar Indonesia, dan umumnya tidak berdasarkan fakta objektif di lapangan," katanya.

Salah satu upaya edukasi terhadap masyarakat itu melalui pengadaan program peremajaan sawit rakyat. Selain mengurangi deforestasi, program ini juga bertujuan meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat.

Apabila permintaan minyak nabati dunia meningkat, penanaman kembali disebut Eddy sangat penting untuk menjaga lingkungan. Sejauh ini, program peremajaan sawit rakyat berhasil mendorong kesejahteraan petani kecil, dengan dana penanaman kembali sebesar Rp6,17 triliun yang disalurkan kepada lebih dari 234 ribu hektare area, dan diterima lebih dari 102 ribu petani swadaya.

Eddy menjelaskan, sektor industri sawit memberi kontribusi besar pada perekonomian Indonesia. Nilai ekspor Crude Palm Oil (CPO) beserta produk turunannya pada 2020 mencapai US$22,97 miliar. Nilai ini sekaligus menjadi yang terbesar dibandingkan komoditas lain.

Selain itu, sawit menjadi komoditas nasional yang paling strategis dan produktif, menyumbang sekitar 42 persen dari total pasokan dunia. Permintaan pun terus meningkat dari tahun ke tahun, rata-rata sebesar 8,5 juta MT per tahun. Indonesia tercatat memiliki data produktivitas lahan sawit terbaik, sehingga Eddy optimis akan dapat memenuhi target produksi lebih dari 50 juta ton pada 2025.

"Hal ini akan memberikan lebih banyak pasokan untuk industri makanan, termasuk minyak goreng dan makanan berbasis minyak sawit, serta biodiesel untuk domestik dan ekspor serta pasar global. Selain itu, Indonesia menguasai lebih dari setengah pasar minyak sawit dunia," ujar Eddy.

Kebaikan dan Manfaat Kelapa Sawit

Eddy menegaskan, industri sawit memegang peran tak kecil dalam pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, hingga penghematan devisa, termasuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).

Dukungan itu ditunjukkan antara lain dari sisi penciptaan lapangan kerja dengan pengentasan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, khususnya di pedesaan. Sementara dari perspektif climate action, penggunaan sawit sebagai bahan bakar dan proses fotosintesis di lahan yang sangat luas akan dapat mereduksi karbon.

Berikutnya, lahan sawit juga menyediakan tempat bagi beragam flora dan fauna. Menurut Eddy, kelapa sawit adalah anugerah yang harus bisa dimanfaatkan untuk kebaikan bersama.

"Tentu kelapa sawit di samping keunggulan dan manfaatnya tidak lepas dari permasalahan, namun kampanye anti palm oil bukan merupakan solusi. Mari bersama kita benahi industri palm oil yang ada agar dapat mencapai kaidah keberlanjutan, dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan global akan minyak nabati yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia," kata Eddy.

Senada, Bandung Sahari dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan bahwa konteks biodiversity lahan kelapa sawit harus dilihat secara landscape. Dia menegaskan, hingga saat ini banyak fauna hidup bebas di lahan kelapa sawit, mulai dari ular hingga beruk.

"Kalau lihatnya sepotong-sepotong nih, misalnya sepotong hektare lahan kelapa sawit dibandingkan dengan hektare hutan sekunder, apakah itu apple to apple?" katanya.

Menurutnya, kehadiran fauna di lahan kelapa sawit itu justru menguntungkan, karena mereka membantu kontrol biologis terhadap tikus. Sementara di sisi lain, Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) juga mensyaratkan restorasi riparian ekosistem. Bandung menjamin, berbagai ekosistem di perkebunan kelapa sawit tetap terjaga dengan baik.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER