Ekspor komoditas melalui Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat saat pandemi covid-19. Pada Semester 1 2021, nilai ekspor mencapai Rp13,51 triliun atau naik 43,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp9,43 triliun.
"Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspor kami mengalami kenaikan sebesar 43,33 persen dari Januari-Juni tahun ini," kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Andi PM Yusmanto, Rabu (7/7)
Andi menyebutkan komoditas unggulan dari Sumut yang paling banyak diekspor di antaranya biji sawit, kopi, karet, pinang hingga kulit kayu manis. Melihat hal itu, Balai Besar Karantina Pertanian Belawan mendorong petani agar terus mengembangkan produk unggulan baru supaya bisa diekspor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depannya kami akan mengekspor produk-produk baru seperti andaliman. Dalam waktu dekat, kami juga akan mengekspor jahe. Jadi petani terus kami dorong supaya menggali potensi yang ada wilayahnya," jelasnya.
Menurut Andi, selama pandemi Covid-19, ekspor produk sempat mengalami beberapa kendala di antaranya penyediaan kontainer. Pasalnya, sejumlah negara tujuan ekspor menerapkan penguncian wilayah (lockdown).
"Perputaran kontainer dibatasi karena banyak negara yang lockdown. Enggak bisa nambah lagi karena banyak negara lockdown. Jadi hanya sekitar 5 sampai 6 kontainer saja," paparnya.
Andi menambahkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan juga membina petani di 100 desa di Sumut untuk mendorong volume dan nilai ekspor serta peningkatan jumlah pengusaha maupun eksportir dari desa desa yang dibina itu.
"Desa-desa tersebut antara lain di Kabupaten Karo, Dairi Deliserdang, Simalungun, Langkat, Humbang Hasundutan dan Pakpak Bharat. Daerah yang dibina adalah yang memiliki komoditas unggulan. Kami bantu petani untuk meningkatkan keinginan ekspor dan supaya komoditas itu diterima di negara tujuan," bebernya.