BPDPKS Ungkap Peran Penting Riset dalam Pengembangan Industri Sawit

BPDPKS | CNN Indonesia
Kamis, 18 Nov 2021 18:10 WIB
BPDPKS kembali menyelenggarakan Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2021 pada 17-18 November 2021. (Arsip BPDPKS).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali menyelenggarakan Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2021 pada 17-18 November 2021. Acara yang digelar secara online melalui forum Webinar ini mempertemukan para peneliti di bidang kelapa sawit dengan pelaku usaha nasional.

Acara ini mengusung tema 'Sustaining Resilience of Oil Palm Industry amidst Covid-19 Pandemic' menghadirkan sejumlah pembicara.

Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam sambutan pembukaan menjelaskan tujuan utama penyelenggaraan Perisai 2021 ini.

"Tujuannya adalah untuk mendorong riset-riset sawit yang telah didanai BPDPKS dapat lebih cepat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan kelapa sawit," ujarnya.

Eddy menjelaskan, riset dalam industri sawit memiliki peran penting, terutama untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dari hulu hingga hilir.

"Penelitian dan pengembangan (riset) sangat dibutuhkan dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri sawit, dari hulu sampai dengan hilir," kata Eddy.

Menurut Eddy, riset sangat dibutuhkan juga karena akan berdampak positif pada sejumlah hal. Mulai dari perkembangan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan, hingga menjadi landasan pengambilan kebijakan.

"Dapat berdampak langsung untuk pengembangan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan maupun sebagai bahan/rekomendasi pengambil kebijakan dan melawan kampanye hitam terhadap sawit berdasarkan data dan fakta yang obyektif," tegas Eddy.

Karena itu, lanjut Eddy, acara Perisai 2021 ini diharapkan dapat menjadi sarana mempertemukan peneliti dengan para pelaku pemangku kepentingan di industri sawit, termasuk pemerintah sebagai pengambil kebijakan, serta media yang dapat berlanjut dengan business matching antara peneliti dengan stakeholder industri sawit.

"Di samping itu juga diharapkan dapat mengubah mindset peneliti pada umumnya dari yang hanya fokus untuk hanya meneliti, namun juga memikirkan konsep komersialisasi dari output penelitian yang akan dihasilkan," ungkap Eddy.

Adapun dalam acara ini, hadir sebagai pembicara utama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengupas mengenai Kontribusi Kelapa Sawit Berkelanjutan dalam Mendukung Perekonomian Nasional Memasuki Masa Norma Baru.

Kemudian Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko yang memaparkan tentang 'Tatanan Baru Riset dan Inovasi Nasional', Serta Plt. Ketua Umum DMSI Sahat Sinaga yang memaparkan tentang 'Kebutuhan Litbang untuk Menjawab Tantangan Industri Kelapa Sawit'.

Selain itu, sebanyak 13 peneliti juga memaparkan hasil penelitian dan pengembangan mereka terkait kelapa sawit. Riset dari mereka mencakup sejumlah bidang antara lain budidaya/lahan/tanah, biomaterial, bioenergi, pangan/kesehatan, lingkungan, pengolahan limbah, dan sosial ekonomi/manajemen/ICT.

Adapun sejak berdiri tahun 2015 hingga saat ini, BPDPKS telah melaksanakan pendanaan program penelitian dan pengembangan yang bekerja sama dengan 69 lembaga litbang baik dari intansi pemerintah, perguruan tinggi maupun non perguruan tinggi, 840 peneliti senior, serta 346 mahasiswa.

Dari program tersebut telah ditetapkan 232 kontrak kegiatan penelitian dan pengembangan sawit, yang menghasilkan sekitar 201 publikasi ilmiah nasional dan internasional, 42 paten terdaftar dan penerbitan 6 buku.

Program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari aspek hulu hingga hilir yang dikembangkan BPDPKS merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional.

Dari kegiatan litbang tersebut, berdasarkan penilaian dari Asosiasi Inventor Indonesia, terdapat 13 teknologi hasil litbang yang prospektif untuk komersialisasi, yaitu:

1. Drone untuk Monitoring Ganoderma dengan ketua Peneliti Dhimas Wiratmoko, M.Sc - PPKS.

2. Produksi CNCs dari TKKS untuk Hand Sanitizer dan Farmasi dengan ketua Peneliti Yogi Wibisono Budhi - ITB.

3. Bioplastik Dari Selulosa TKKS dengan ketua Peneliti Isroi - PPBBI/MAKSI.

4. Foaming Agent Dari Minyak Sawit Untuk Pemadam Kebakaran dengan ketua Peneliti Mira Rivai - SBRC IPBU.

5. Stabiliser Termal PVC dari PFAD dengan ketua Peneliti I Dewa Gede Arsa Putrawan - ITB.

6. Produksi Furfural Berbasis TKkS dengan ketua Peneliti Misri Gozan - UI.

7. Pabrik Kayu Sawit Dengan Teknologi Sandwich Laminated Lumber dengan ketua Peneliti Erwinsyah - PPKS.

8. Produksi Pati-gula Dari Batang Pohon Sawit dengan ketua Peneliti Agus Eko Tjahjono - BPPT.

9. Sabun Kalsium dari PFAD untuk Produksi Susu Sapi dengan ketua Peneliti Lienda A. Handojo - ITB.

10. Produksi MDAG dari Minyak Sawit dengan ketua Peneliti Didah Nur Faridah - IPBU.

11. Ketahanan Kelapa Sawit terhadap Cekaman Kekeringan melalui Aplikasi Bio-Silika dengan ketua Peneliti Laksmita Prima Santi - PPBBI.

12. Alat Pengukur Kematangan TBS di Lapang dengan ketua Peneliti Dinah Cherie - UNAND.

13. Alat Grading Otomatis Untuk TBS dengan Fluorescence Imaging Dan Laser Speckle Imaging dengan ketua Peneliti Minarni - UNRI.

Di samping itu juga ada beberapa riset yang telah dimanfaatkan secara komersial, antara lain:

1. Pengembangan Surfaktan MES bekerjasama PT Petrokimia Gresik dengan SBRC LPPM IPB.

2. Pengembangan Bahan baku Biokomposit untuk Helm, Kerjasama PT Interstisi Material Maju dengan LPPM IPB.

3. Pengembangan Pemanfaatan PFAD sebagai Bahan Baku Stabilizer Pipa PVC, Kerjasama PT Timah Industri di Krakatau Industrial Estate dengan LPPM IPB.

4. Pengembangan Tandan Kosong Menjadi Glukosa oleh Balai Besar Indutri Agro.

5. Pengembangan Industrial Vegetable Oil (IVO) Kerja sama Pemda Muba dengan LPIK ITB dan PT. Kemurgi Indonesia.

(osc)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Pakar Sebut Sawit Bukan Pohon

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK