Kadin: Perang Ekonomi Antar Negara Seperti Perang Dunia ke-3

CNN Indonesia
Selasa, 23 Nov 2021 16:56 WIB
Kadin mengatakan pengusaha sedang menghadapi perang melawan pandemi covid-19 dan perang ekonomi antar negara.
Kadin mengatakan pengusaha sedang menghadapi perang melawan pandemi covid-19 dan perang ekonomi antar negara. (Tangkapan layar youtube CNBC Indonesia).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyatakan telah terjadi perang ekonomi antar negara terkait perdagangan global. Ia menyebutnya sebagai perang dunia ketiga.

Arsjad mengatakan pengusaha melihat ada dua peperangan saat ini. Dua perang yang dimaksud adalah perang melawan pandemi covid-19 dan perang ekonomi.

"Perang ekonomi ini seperti perang dunia karena sudah ada peperangan antara negara," ungkap Arsjad dalam Economic Outlook 2022, Selasa (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, Arsjad mengatakan Indonesia harus bisa memposisikan diri sebagai negara non-blok. Menurut dia, banyak peluang di tengah pemulihan ekonomi beberapa mitra dagang utama, seperti Amerika Serikat (AS) dan China.

"Indonesia negara non-blok gimana peluang yang ada antara AS dan China, itu membuka peluang permintaan furnitur yang tinggi, industri tekstil permintaan tinggi," ujar Arsjad.

Jika Indonesia bisa memanfaatkan momentum ini, maka nilai ekspor akan terus meningkat. Dengan demikian, efeknya positif untuk ekonomi nasional.

Lebih lanjut Arsjad menjelaskan terdapat sejumlah peluang bagi pelaku usaha tahun depan, seperti kenaikan permintaan domestik dan kelanjutan program stimulus dari pemerintah.

Kemudian, pembangunan infrastruktur, reformasi struktural melalui Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, UU tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, dan Presidensi G20.

"Dalam infrastruktur ini akan membuat konektivitas lebih baik dan G20 event besar, turis masuk, akan ada investasi masuk juga," ujar Arsjad.


Lalu, digitalisasi yang masih rendah di Indonesia juga menjadi tantangan bagi pelaku usaha. Saat ini, kata Arsjad, hanya 21 persen manufaktur yang mengadopsi teknologi 14.0.

Di sisi lain, masih ada sejumlah tantangan bagi pelaku usaha pada 2022 mendatang. Salah satunya, seperti akselerasi program vaksinasi dan peningkatan protokol kesehatan.

"Bantuan pembiayaan digitalisasi dan pembangunan kemampuan SDM diperlukan untuk meningkatkan produktivitas menggunakan adopsi 14.0," jelas Arsjad.

[Gambas:Video CNN]

(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER