Investasi Rp273 T Masuk ke Bisnis Migas, Listrik, hingga EBT

CNN Indonesia
Rabu, 24 Nov 2021 20:26 WIB
Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan realisasi investasi di sektor energi mencapai US$19,2 miliar per Oktober 2021.
Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan realisasi investasi di sektor energi mencapai US$19,2 miliar per Oktober 2021. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan realisasi investasi di sektor energi mencapai US$19,2 miliar atau setara Rp273,88 triliun (kurs Rp14.265 per dolar AS) per Oktober 2021. Investasi ini masuk melalui bisnis minyak dan gas (migas), kelistrikan, hingga energi baru terbarukan (EBT).

"Hingga akhir tahun diproyeksikan lebih besar dibandingkan tahun lalu US$26,3 miliar. Sementara pada 2022, diproyeksikan mencapai lebih dari US$30 miliar," ungkap Ego di acara Economic Outlook 2022 bertajuk Akselerasi Pembangunan Energi Nasional 2022, Rabu (24/11).

Secara rinci, realisasi investasi ini terdiri dari investasi di bisnis migas mencapai US$10 miliar, kelistrikan US$4,7 miliar, EBT US$1,3 miliar, dan lainnya. Kementerian ESDM menargetkan investasi migas akan meningkat mencapai US$17 miliar pada 2022, sementara kelistrikan tembus US$7,6 miliar dan EBT US$5,6 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Ego turut memaparkan pencapaian terkini dari berbagai aktivitas sektor energi. Misalnya, produksi (lifting) minyak yang telah mencapai 1,66 juta barel per hari atau 97 persen dari target per kuartal III 2021.

Begitu pula dengan pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) sebanyak empat unit pada tahun ini sehingga mencapai 23 unit. Targetnya, jumlah smelter bisa bertambah menjadi 28 unit pada 2022 dan 53 unit pada 2023.

Selanjutnya, terkait rasio elektrifikasi telah mencapai 99,4 persen per kuartal III 2021. Tapi, masih ada tiga provinsi yang rasionya berada di bawah rata-rata nasional, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.

"Pada 2022 ditargetkan rasio elektrifikasi mencapai 100 persen," imbuhnya.

Untuk mengejar target tersebut, diharapkan sumber kelistrikan bisa bertambah dari pembangkit EBT. Tercatat, saat ini jumlah tenaga listrik dari pembangkit EBT baru 10,89 GW atau 0,3 persen dari potensi mencapai 3.686 GW.

Potensi tenaga listrik ini berasal dari berbagai jenis EBT, mulai dari pembangkit berbasis energi surya, angin, hidro, panas bumi, bio energi, laut, dan lainnya.

"Dalam rangka mempercepat pembangunan pembangkit EBT dan mempertimbangkan harga yang kompetitif, kami akan mendorong pembangunan PLTS atap skala kecil, terapung, dan skala besar di seluruh Indonesia," tuturnya.

Targetnya, tenaga listrik dari PLTS atap skala kecil bisa mencapai 3,61 GW pada 2025. Sementara, PLTS atap terapung mencapai 26,65 GW dan skala besar 4,68 GW.

[Gambas:Video CNN]



(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER