Harga minyak dunia turun tipis pada perdagangan Rabu (24/11), waktu AS, dari harga tertinggi sepekan terakhir. Penurunan dipicu ketidakyakinan investor soal efektivitas pelepasan cadangan minyak strategis AS.
Dilansir Antara, Kamis (25/11), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari turun tipis 6 sen atau 0,07 persen menjadi US$82,25 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari terkikis 11 sen atau 0,14 persen menjadi US$78,39 per barel.
Seperti diketahui, AS menyatakan bakal melepas jutaan barel minyak dari cadangan strategisnya guna menekan harga minyak yang tengah melambung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Selain AS, China, India, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris juga mencoba mendinginkan harga usai OPEC+ mengabaikan seruan untuk memompa pasokan ke pasar.
Dilaporkan Jepang akan melepas beberapa ratus ribu kilo liter minyak dari cadangan nasional. Namun, Menteri Industri Jepang Koici Haguida menyebut belum diputuskan kapan pasokan akan dilepas.
Badan Energi Internasional (IEA) menyebut beberapa negara lain belum mengambil posisi dalam membantu menangani kekurangan pasokan minyak hingga level konsumen saat ini.
Sedangkan para analis optimis kenaikan harga tidak bakal berlangsung lama. JP Morgan Globe Commodities Research misalnya memperkirakan permintaan minyak global baru akan melampaui level 2019 pada Maret 2022.
Perhatian sekarang teralihkan ke reaksi OPEC+ dan bila mereka bakal melepas cadangan minyak bersama. Disebut OPEC+ tidak membahas penghentian sementara peningkatan produksi minyak.
Kebijakan lanjutan OPEC+ baru akan dibahas pada pertemuan pekan depan, kata seorang sumber.