Harga Minyak Anjlok Akibat Lonjakan Covid di Eropa

CNN Indonesia
Senin, 22 Nov 2021 07:17 WIB
Harga minyak anjlok sekitar 5 persen pada sepekan kemarin akibat tertekan lonjakan kasus covid-19 di Eropa.
Harga minyak anjlok sekitar 5 persen pada sepekan kemarin akibat tertekan lonjakan kasus covid-19 di Eropa. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak jatuh sekitar tiga persen ke bawah level US$80 per barel pada akhir perdagangan Jumat (19/11) sore waktu AS atau Sabtu (20/11) WIB pagi.

Mengutip Antara Senin (22/11), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari anjlok US$2,35 atau 2,9 persen ke level US$78,89 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember merosot US$2,91 atau 3,6 persen ke level US$76,10 per barel.

Dengan pelemahan itu, harga minyak WTI sudah turun 5,8 persen selama sepekan kemarin, sementara Brent turun 4 persen. Kedua kontrak acuan minyak itu melemah untuk minggu keempat berturut-turut, untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis Senior Price Futures Phil Flynn mengatakan pelemahan harga minyak dipicu kekhawatiran pasar atas melonjaknya kasus covid di Eropa. Pasalnya, lonjakan telah mendorong sejumlah negara di kawasan itu melakukan lockdown

Austria menjadi negara pertama di Eropa barat yang memberlakukan lockdown penuh di musim gugur ini untuk mengatasi gelombang baru infeksi covid-19 di seluruh wilayah. Jerman, negara ekonomi terbesar Eropa, juga memberi sinyal akan melakukan lockdown total.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran pasar bahwa pemulihan ekonomi global yang sedang berlangsung akan terhambat sehingga menekan harga minyak.

"Ketakutan akan hal yang tidak diketahui membebani sentimen pasar," katanya.

Harga minyak Brent telah melonjak hampir 60 persen tahun ini. Penguatan ditopang kebangkitan ekonomi paska tertekan pandemi. Penguatan juga ditopang kebijakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+ yang hanya meningkatkan produksi secara bertahap.

[Gambas:Video CNN]

(antara/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER