Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.287 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (25/11) sore. Posisi ini melemah 22 poin atau 0,16 persen dari Rp14.265 per dolar AS pada Rabu (24/10).
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.280 per dolar AS atau melemah dari Rp14.272 per dolar AS pada Rabu kemarin.
Rupiah melemah bersama beberapa mata uang Asia lain, seperti ringgit Malaysia minus 0,36 persen, won Korea Selatan minus 0,32 persen, rupee India minus 0,19 persen, dan peso Filipina minus 0,09 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara mata uang Asia lain berada di zona hijau, yaitu baht Thailand menguat 0,14 persen, dolar Singapura 0,13 persen, yen Jepang 0,1 persen, yuan China 0,08 persen, dan dolar Hong Kong 0,03 persen.
Sedangkan semua mata uang utama negara maju kompak bersandar di zona hijau. Rubel Rusia menguat 0,51 persen, euro Eropa 0,18 persen, dolar Kanada 0,13 persen, franc Swiss 0,12 persen, poundsterling Inggris 0,11 persen, dolar Australia 0,06 persen.
Senior Analis DC Futures Lukman Leong melihat pelemahan mata uang Garuda pada hari ini masih bersumber dari sentimen kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) ke depan. Pasar semakin berekspektasi bahwa The Fed akan segera menaikkan tingkat suku bunga acuan mereka.
"Pejabat The Fed juga memberikan nada hawkish untuk bisa segera menaikkan rate apabila inflasi tidak mereda," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Kendati begitu, menurutnya, pelemahan rupiah tidak terlalu dalam. Hal ini karena fundamental ekonomi Indonesia masih cukup terjaga sehingga mampu menahan pelemahan berlebih.