Era 'New Normal' menimbulkan perubahan yang amat signifikan kepada berbagai sektor industri di Indonesia, termasuk industri manufaktur.
Banyaknya perubahan kondisi yang tidak mereka harapkan, khususnya dalam menghadapi tantangan seperti pengurangan anggaran, menjaga jarak antar-sesama, memberikan perlindungan bagi karyawan, serta mengejar kekosongan pada rantai pasokan membuat industri-industri harus melakukan banyak penyesuaian sebelum bisa memulai kembali kegiatan operasionalnya.
Industrial IoT Evangelist of Factory Automations Systems Group dari Mitsubishi Electric Corporation, Hajime Sugiyama menjelaskan kalau saat ini industri manufaktur mencoba beradaptasi dengan perubahan kondisi.
"Misalnya, bagaimana anda menerapkan pembatasan jarak antar karyawan di dalam pabrik?" ungkap Sugiyama, Jumat (26/11/2021).
Sugiyama kemudian menerangkan kalau banyak orang yang hanya melakukan perubahan hanya di dalam aturan semata tanpa mempertimbangkan secara matang pada awal penyusunan sebuah aturan baru.
Contohnya penggunaan pembatas partisi di antara pekerja. Ini mungkin sebenarnya bukan merupakan solusi yang tepat karena dapat berpotensi terjadinya keterbatasan ruang gerak seperti ketika harus melakukan tindakan cepat ke perangkat darurat. Selain pembatasan ruang gerak, visibilitas juga menjadi tantangan lain yang dapat timbul akibat penggunaan partisi tersebut.
Mengacu pada tantangan individu tersebut, Sugiyama mengatakan kalau banyak industri manufaktur yang menyiasati dengan pembagian jadwal kerja secara bergilir. Tapi menurutnya hal tersebut malah akan menimbulkan tantangan baru lagi.
![]() |
"Banyak industri manufaktur yang menerapkan jaga jarak antar pekerja melalui pembagian jadwal kerja secara bergiliran. Untuk itu, anda perlu memperhatikan untuk membagi pekerjaan secara bergiliran pula, sehingga akan ada sedikit orang yang bekerja di saat yang bersamaan untuk mencegah situasi pandemi di dalam pabrik. Tetapi hal ini akan menghadirkan serangkaian tantangan baru lagi." ujar Sugiyama.
Penggunaan Robot Kolaboratif (Co-bot) dalam Industri Manufaktur
Sugiyama menjelaskan kalau salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh industri manufaktur untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi adalah dengan memperbanyak penggunaan robot kolaboratif berbasis industri seperti "Assista".
Perangkat ringan ini dapat dengan cepat digunakan, aman dalam berinteraksi dengan manusia, dan sangat fleksibel sehingga mudah untuk dilatih melakukan berbagai tugas. Salah satu keuntungan penggunaan robot kolaboratif adalah adanya penghematan biaya.
Solusi lainnya yang bisa dilakukan adalah melalui implementasi akses jarak jauh untuk melakukan perawatan mesin. Dengan menggunakan perangkat otomatisasi yang cerdas dan mampu melakukan pembelajaran sendiri untuk melakukan diagnosa secara keseluruhan, maka tantangan melakukan perawatan mesin yang seimbang dapat dilakukan dengan cepat.
Sugiyama mengatakan bahwa diperlukan fungsi untuk mengatur bagaimana menjaga ketahanan produk dalam melakukan operasionalnya, dan ini harus didukung dengan adanya teknologi canggih yang memungkinkan produk tersebut dapat diakses oleh bagian maintenance dari jarak jauh.
Kemajuan teknologi yang canggih pada suatu produk tidak terbatas hanya pada 'fungsi eksternal' dari perangkat itu saja, Namun juga diperlukan fungsi untuk mengatur bagaimana menjaga ketahanan produk tersebut dalam melakukan operasionalnya.
"Itulah mengapa perawatan mesin dan kinerja produk harus diperhatikan, namun kemajuan teknologi yang dimaksud tidak hanya mengenai kondisi fisik dari produk tersebut, tetapi juga harus didukung oleh adanya teknologi canggih yang memungkinkan produk tersebut dapat diakses oleh bagian maintenance melalui jarak jauh (Remote Access)," tuturnya.
Adapun solusi akses jarak jauh tercepat yang dapat diimplementasikan secara langsung adalah dengan menghubungkan perangkat HMI yang berada di lini produksi ke tampilan pada layar monitor data. Atau bisa juga dilakukan dengan mengakses data melalui perangkat wireless sebagai tren yang lebih baru dengan memanfaatkan Edge Controllers.
"Pendekatan solusi praktis adalah hal yang sangat penting. Terkadang jawaban dari solusi tersebut hanya dengan menggunakan layar partisi, dan ada pula jawaban lain yang mungkin benar adalah dengan penggunaan co-bot, namun hal utama yang harus diperhatikan adalah fleksibilitas, skalabilitas dan hasil yang ingin dicapai," ujarnya.
"Jadi mungkin yang dimaksud dengan norma baru (New Normal) adalah untuk mengingatkan kita dalam mengidentifikasikan hal penting apa yang sebenarnya kita butuhkan terlebih dahulu," pungkas Sugiyama.
(adv/adv)