Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai dampak varian covid-19 baru, omicron, terhadap keuangan negara. Selain mengantisipasi lewat kebijakan dan kesehatan, ia menyebut bahwa pemerintah perlu juga mengantisipasi lewat desain APBN 2022.
Ia menyebut APBN 2022 didesain responsif, dinamis, namun tetap hati-hati guna melindungi masyarakat dari risiko pandemi yang masih mengintai. Pasalnya,varian omicron yang sudah menyebar ke beberapa negara dunia dapat menjadi risiko, dari sisi kesehatan, sosial, hingga ekonomi.
"Covid-19 masih belum berakhir sampai dengan hari ini dan 2022 dengan adanya bahkan mutasi varian baru omicron yang perlu diwaspadai," jelasnya pada konferensi pers daring, Senin (29/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain omicron, ia juga mewanti-wanti soal dampak ketidakpastian global, seperti lonjakan inflasi yang saat ini melanda berbagai negara maju.
Ani, akrab sapaannya, menuturkan inflasi bisa berimbas langsung ke harga konsumen alias membuat harga barang jadi lebih mahal pada tahun depan.
"Hal yang perlu diwaspadai adalah peningkatan inflasi terutama pada production price indicator baik di negara maju, seperi Amerika Serikat (AS), Eropa, dan bahkan China, maupun dari sisi kemungkinan transmisi ke harga konsumen yang akan meningkatkan karena kenaikan inflasi," beber dia.
Jika inflasi tak terkendali, Ani menyebut hal tersebut bisa membuat bank sentral AS mengerem kebijakan moneter dengan memangkas stimulus atau yang dikenal dengan tapering off the Fed.
Karena tingginya ketidakpastian global, Dana Moneter Internasional (IMF) pun mengoreksi prediksi angka pertumbuhan ekonomi global dari semula 5,9 persen menjadi 5,7 persen pada 2021. IMF juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 4,9 persen menjadi 4,5 persen pada tahun depan.
Sedangkan di Indonesia, ia percaya diri ekonomi bisa tumbuh dalam kisaran 3,5 persen-4 persen pada akhir tahun ini.
Selain Ani, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyatakan kewaspadaannya akan varian omicron. Jokowi menilai pandemi masih akan menjadi ancaman bagi dunia pada 2022.
"Selain varian lama, di beberapa negara telah muncul varian baru, varian omicron yang harus menambah kewaspadaan kita," kata Jokowi dalam Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2022, Senin (29/11).
Jokowi meminta seluruh bawahannya untuk menyiapkan antisipasi dan mitigasi sejak sekarang. Ia tidak mau reformasi struktural dan pemulihan ekonomi nasional yang sedang berjalan terganggu karena pandemi tak diantisipasi.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu memerintahkan anak buahnya untuk mempertimbangkan pandemi covid-19 dalam setiap kebijakan. Misalnya, menghitung risiko pandemi dalam merumuskan anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2022.
"Ketidakpastian di bidang kesehatan dan perekonomian harus menjadi basis kita dalam membuat perencanaan dan melaksanakan program," tutup Jokowi.