
China Gandeng Pebisnis RI Bangun Pabrik Pemrosesan Metal di Indonesia

Sejumlah perusahaan China akan menggandeng pengusaha Indonesia untuk meningkatkan kerja sama di bidang peleburan dan pemrosesan metal.
Mantan Wakil Ketua Kadin China Bidang Ekspor-Impor Metal, Mineral, dan Kimia Zhou Shijian menyebut kerja sama pemrosesan dan peleburan material metal, terutama nikel dan aluminium tersebut bakal membantu Indonesia mencapai industri terbarukan, sekaligus meningkatkan kapasitas produksi.
Menurutnya, kerja sama tersebut juga bisa memberikan nilai tambah bagi Indonesia.
"Kerja sama itu juga akan mengurangi ekspor bahan mentah Indonesia," kata dia seperti dikutip dari Antara, Selasa (7/12).
Ia mengatakan salah salah satu kerja sama akan dilakukan oleh Chengtun Mining Group, perusahaan penambangan dan perdagangan produk logal yang berbasis di Xiamen, Provinsi Fujian.
Chengtun Mining berencana menggandeng mitranya di Indonesia yang tak disebutkan namanya untuk membangun perusahaan baru dengan investasi awal senilai US$1 juta.
Pekerjaan konstruksi proyek pemrosesan dan peleburan tersebut akan dimulai pada Juni atau Juli 2022 yang direncanakan mampu menghasilkan 40 ribu ton per tahun.
"Setelah berproduksi, produk kami bisa memenuhi semua pasar. Namun kami akan memprioritaskan ekspor ke pasar China jika ada permintaan," demikian pernyataan perusahaan.
Huayou Cobalt, perusahaan China lainnya, akan memulai uji coba produksi di Indonesia pada bulan ini. Proyek tersebut dirancang mampu menghasilkan 60 ribu ton nikel dan metal per tahun.
Lalu ada, China Hongqiao Group yang berencana meningkatkan produksi aluminium tahap keduanya di Indonesia, usai tahap sebelumnya berlangsung mulus.
"Target kami bisa mencapai kapasitas produksi yang dirancang pada 2022, namun bisa berproduksi secara penuh pada tahun ini," ujar Hongqiao.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan importir feronikel terbesar China. Sekitar 84 persen dari total impor feronikel China berasal dari Indonesia.
Sepanjang Januari-Oktober 2021, volume impor feronikel dari Indonesia mencapai 2,61 juta ton atau meningkat 21,13 persen dibandingkan periode yang sama 2020.
Lihat Juga : |