Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 8,99 poin atau 0,14 persen ke 6.652 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (10/12). Investor asing mencatat jual bersih atawa net sell senilai Rp721,39 miliar.
Sementara itu, dalam sepekan indeks saham menguat sebanyak lima kali berturut-turut, sehingga performa indeks naik hingga 1,75 persen dalam seminggu terakhir.
Dikutip dari situs IDX, Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Aulia Noviana Utami Putri mengatakan pekan lalu indeks ditutup bervariasi, namun mayoritas berada di zona hijau. Rata-rata volume transaksi harian indeks naik dari 22,99 miliar saham jadi 25,65 miliar saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga naik 1,77 persen dari Rp15,30 triliun menjadi Rp15,03 triliun. IHSG selama sepekan naik dan menduduki posisi 6.652 dari 6.538 atau naik 1,75 persen. Sementara itu, investor asing membukukan beli bersih sepanjang tahun sebesar Rp39,60 triliun.
"Kemudian, kapitalisasi pasar sepekan meningkat sebesar 2,97 persen menjadi Rp8.338 triliun dari Rp8.098 triliun pada penutupan pekan yang lalu," tulis Aulia dalam keterangan resmi, Jumat (3/12).
CEO Arah Investasi Mandiri Hendra Martono Liem mengatakan selama sepekan ke depan IHSG bakal bergerak di rentang support 6.553 dan resistance 6.753. Pergerakan akan didorong oleh beberapa sentimen yang lama berkembang.
"Sentimen masih berkisar di saham-saham digital dan vaksin untuk varian baru omicron," kata Hendra kepada CNNIndonesia.com, Minggu (12/12).
Lihat Juga : |
Menurut Hendra, dana asing yang sudah mulai kembali masuk ke Tanah Air disebabkan oleh window dressing beberapa saham-saham perusahaan besar.
Window dressing sendiri merupakan aksi yang dilakukan investor menjelang akhir tahun untuk mempercantik portofolio saham yang dimiliki. Jangan heran, banyak saham yang menghijau selama periode ini.
Dalam perhitungannya, akumulasi beli asing sudah mulai terjadi pada awal Desember tahun ini. Namun, akumulasi dana asing masih lebih didominasi keluar dalam beberapa waktu terakhir.
Dikutip dari RTI Business, dalam sebulan terakhir dana asing yang keluar masih mendominasi dibanding yang masuk. Hingga saat ini, aksi jual bersih asing di semua pasar sudah mencapai Rp734,86 miliar.
Walau begitu, selama satu tahun nilai beli bersih investor asing di semua pasar masih jauh lebih tinggi, yakni sebesar Rp23,74 triliun.
Menurutnya, window dressing akan menjadi sentimen positif bagi indeks dalam sepekan ke depan. "Window dressing kemungkinan besar masih menjadi sentimen positif," ujarnya.
Ia melihat varian omicron yang sudah merebak di banyak negara mulai tidak menjadi sentimen yang berarti. Tengoklah, banyak pemberitaan mengenai hal ini, tapi tidak lagi menjadi tekanan untuk pasar modal.
Beberapa saham direkomendasikan untuk dimiliki di antaranya PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) dengan target di angka 1.155 hingga 1.165 dengan support di 1.030. CMNT sendiri mengalami penguatan pada pekan lalu sebesar 1,40 persen dan kini berada di posisi 1.090.
Kemudian, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dengan target pasar di 8.950 hingga 9.425 dan support di. 7.025. Allo Bank tercatat menguat hingga 3,91 persen pada pekan lalu dan bergerak di posisi 7.975.
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dengan support di 3.810 dan target di 4.820 hingga 5.075. Pekan lalu, Matahari ditutup menguat hingga 9,95 persen dan kini berada di posisi 4.310.
PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan support di 21.850 dan target di 24.175 hingga 24.750. Hingga saat ini, UNTR ditutup menguat ke 23.000 setelah naik 3,02 persen pada Jumat lalu.
Terakhir, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) ditutup menguat 2,11 persen pada pekan lalu, sehingga berada di posisi 6.050. Sepekan ke depan, emiten perunggasan ini ditargetkan berada di posisi 6.375 hingga 6.525 dengan support di 5.750.
Equity Research Analyst Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan indeks akan menguat dalam sepekan dengan rentang di 6.500 hingga 6.700.
Lihat Juga : |
Sementara itu, sentimen yang akan mempengaruhinya berasal dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed dan Bank Indonesia.
"Dari global, indeks akan dipengaruhi dari hasil rapat The Fed minggu depan. Sedangkan di dalam negeri berasal dari Bank Indonesia (BI)," katanya.
Dikutip dari lama The Fed, bank sentral AS akan melakukan pertemuan dengan sejumlah ekonom untuk mendiskusikan proyeksi ekonomi ke depan pada tanggal 14-15 Desember 2021.
Menurut Hendriko, BI akan memberikan sentimen dari hasil rilis data trade balance (neraca perdagangan) dan pertemuan BI juga akan mempengaruhi kinerja indeks dalam sepekan.
Dalam sepekan ke depan, ia merekomendasikan sejumlah emiten untuk dikoleksi seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang ditutup menguat 0,74 persen dan berada di posisi 2.740.
Ia menargetkan emiten ini akan bertengger di posisi 2.980 hingga 3.000 dengan aksi beli di 2.650 hingga 2.720.
PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) pekan lalu ditutup tak bergeming di posisi 1.475, namun kini direkomendasikan untuk dibeli di posisi 1.460 hingga 1.500 dan ditargetkan akan berada di posisi 1.650 hingga 1.730.
(fry/bir)