SKK Migas dan Kontraktor Sepakati 248 Inisiatif Optimalisasi Biaya

CNN Indonesia
Rabu, 15 Des 2021 11:02 WIB
SKK Migas dan kontraktor sepakat untuk optimalisasi biaya mulai tahun depan untuk menjaga nilai aset pengelolaan hulu minyak dan gas bumi.
SKK Migas dan kontraktor sepakat untuk optimalisasi biaya mulai tahun depan untuk menjaga nilai aset pengelolaan hulu minyak dan gas bumi. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru).
Jakarta, CNN Indonesia --

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menyepakati 248 inisiatif optimalisasi biaya yang akan diterapkan pada tahun depan.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka optimasi biaya untuk menjaga tingkat ekonomi dan nilai aset melalui upaya efisiensi dalam pengelolaan operasional hulu minyak dan gas bumi.

Kesepakatan tersebut didapatkan setelah SKK Migas dan KKS melakukan pembahasan secara intensif dalam kegiatan focus group discussion pada 9-10 Desember 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insentif dibutuhkan karena kondisi dan tren kegiatan hulu migas nasional saat ini. Mayoritas lapangan migas sudah mature, aging facilities, sehingga era easy oil and gas telah berlalu," ungkap Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara, dikutip dari Antara, Rabu (15/12).

Benny mengatakan target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030 merupakan masalah deliverability bukan availability. Sebab, sumber daya memang telah tersedia, tapi untuk melakukan produksi diperlukan tingkat perekonomian yang memadai.

Menurutnya, SKK Migas siap melakukan berbagai inisiatif yang agresif. Di samping itu, SKK Migas juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak termasuk insentif.

"248 inisiatif optimalisasi biaya adalah upaya SKK Migas dan KKKS untuk menjaga tingkat daya saing dan keekonomian industri hulu migas," tutur Benny.

Lebih lanjut, Benny menuturkan tantangan bagi optimalisasi biaya berupa peningkatan persaingan investasi kapital dan peningkatan risiko financing.

Dia juga mengatakan tekanan untuk mengurangi emisi karbon memaksa industri hulu migas untuk beradaptasi. Oleh karena itu, penerapan teknologi penangkapan dan penyerapan karbon menjadi keharusan yang berdampak pada peningkatan biaya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Produksi Pertamina Hulu Energi (PHE) Taufik Aditiyawarman menyampaikan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam penerapan efisiensi biaya melalui optimization upstream.

Ia menyebut Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki delapan pilar berupa inovasi dan standardisasi, optimalisasi operasional, sinergy and borderless operation, organisasi yang lincah dan cepat beradaptasi terhadap perubahan, optimalisasi rantai suplai, perubahan filosofi bekerja, dan akurasi anggaran.

"Kegiatan optimalisasi awalnya ditargetkan memberikan efisiensi anggaran biaya operasi 2021 sebesar US$310 juta. Hingga Oktober 2021 program optimization upstream telah membukukan efisiensi US$532 juta yang dihasilkan oleh semua unit bisnis yang berada di bawah naungan PHE," pungkas Taufik.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER