Rupiah Lesu ke Rp14.334 Gegara Surplus Dagang RI Turun
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.334 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (15/12) sore. Mata uang Garuda melemah 10 poin atau 0,07 persen dari Rp14.324 per dolar AS pada Rabu (24/10).
Sebaliknya, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.337 per dolar AS atau menguat dari Rp14.348 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Rupiah melemah bersama beberapa mata uang Asia lain, seperti won Korea Selatan minus 0,26 persen, rupee India minus 0,24 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen. Namun, beberapa mata uang lainnya berhasil ke zona hijau.
Dolar Singapura menguat 0,17 persen, peso Filipina 0,14 persen, ringgit Malaysia 0,06 persen, baht Thailand 0,05 persen, yuan China 0,05 persen, dan yen Jepang 0,01 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju menguat dari dolar AS, yaitu dolar Australia 0,31 persen, poundsterling Inggris 0,25 persen, euro Eropa 0,12 persen, dan dolar Kanada 0,04 persen. Hanya rubel Rusia dan franc Swiss yang melemah dari dolar AS, masing-masing minus 0,17 persen dan minus 0,05 persen.
Senior Analis DC Futures Lukman Leong menilai nilai tukar rupiah melemah pada hari ini karena surplus neraca perdagangan Indonesia turun dari US$5,74 miliar pada Oktober menjadi US$3,51 miliar pada November 2021.
"Ini lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar US$4,5 miliar dan ini disebabkan oleh penurunan harga komoditas, terutama batu bara," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Sementara dari eksternal, Lukman melihat rupiah masih dibayangi oleh sentimen kenaikan inflasi di berbagai negara di dunia. Begitu juga dengan rencana pengurangan likuiditas (tapering) dan kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).