Pemerintah Tawarkan Proyek Pelabuhan Hijau ke AS

CNN Indonesia
Rabu, 15 Des 2021 19:50 WIB
Pemerintah menawarkan proyek pelabuhan ramah lingkungan ke Amerika Serikat (AS).
Pemerintah menawarkan proyek pelabuhan ramah lingkungan ke Amerika Serikat (AS). (ANTARA/RENO ESNIR).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah menawarkan proyek pelabuhan hijau ke Amerika Serikat (AS). Hal itu dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Jakarta, Selasa (14/12).

Dalam pertemuan tersebut, keduanya fokus membahas potensi kerja sama pada berbagai sektor.

"Salah satu yang ditawarkan adalah investasi pada proyek pelabuhan yang ramah lingkungan," ucap Luhut, seperti dikutip dari keterangan resmi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut juga memaparkan perkembangan pesat Indonesia pada tujuh tahun terakhir. Dirinya mencontohkan Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di Indonesia.

Secara lebih terperinci, Luhut menuturkan selama kurun waktu tersebut Indonesia sukses menghasilkan produk turunan dari industri nikel.

"Industri hilir nikel di Indonesia saat ini telah fokus pada produksi stainless steel dengan target selanjutnya merupakan komponen baterai," imbuhnya.

Sementara terkait kerja sama, Luhut menyampaikan Indonesia tidak hanya bergantung pada satu negara saja. Ia pun mencontohkan RI sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen katoda pada baterai.

Lebih lanjut, ia menuturkan terkait peran dan komitmen RI terhadap pencegahan perubahan iklim. Menurutnya, Indonesia berhasil meningkatkan harga karbon dalam lima tahun terakhir.

"Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk menahan laju perubahan iklim. Kami juga memiliki potensi yang besar terhadap Carbon Pricing (harga karbon). Saya rasa dalam lima tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik," jelasnya.

Oleh karena itu, Luhut berharap AS dapat membangun industri panel surya di Indonesia sebagai bentuk dukungan pembangunan sumber energi berkelanjutan.

Berdasarkan data yang dipaparkannya, Indonesia memiliki 75 persen hingga 80 persen dari total kredit karbon dunia. Angka tersebut berasal dari hutan hujan, bakau, lahan gambut, dan terumbu karang.

Menurut Luhut, sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan Net Zero Emission, pemerintah saat ini memfokuskan regulasi terkait perubahan iklim dan pengurangan emisi.

[Gambas:Video CNN]



(fry/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER