Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan jumlah subsidi transportasi umum yang dikucurkan melonjak 150 persen pada 2019 jika dibandingkan dengan 2017 lalu.
"Mengapa subsidi ini meningkat? Supaya warga bisa menggunakan kendaraan umum secara terjangkau," terang Anies dalam Youtube Channel Anies Baswedan berjudul Hadirkan Integrasi dalam Bermobilitas, Senin (20/12).
Terjangkau, kata Anies, berarti harganya sesuai dengan kantong masyarakat ibu kota. Dengan demikian, mereka tidak ragu untuk naik transportasi umum untuk bepergian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terjangkau artinya begini, terjangkau rutenya, terjangkau harganya dan nyaman, sehingga naik kendaraan umum itu rasional," ungkap Anies.
Anies mengatakan rata-rata warga Jakarta menghabiskan 30 persen pendapatannya untuk biaya transportasi. Namun, biaya itu bisa ditekan menjadi 8 persen-10 persen dengan pembangunan transportasi umum yang merata di ibu kota.
"Dengan kendaraan umum yang dibangun merata kami berharap ini (biaya transportasi warga DKI Jakarta) bisa turun menjadi 10 persen, bahkan dalam beberapa kasus bisa 8 persen," imbuh Anies.
Jika biaya transportasi berhasil turun menjadi 8 persen, sambung Anies, maka warga DKI Jakarta bisa menabung lebih banyak ke depannya.
Ia menggambarkan satu keluarga berisi ayah, ibu, dan tiga anak. Biaya transportasi belum terasa ketika anak-anaknya masih kecil.
Namun, ketika anaknya sudah masuk SD, SMP, dan SMA, maka masing-masing harus diantar ke sekolah.
Saat itu, biaya transportasi otomatis membengkak dibandingkan ketika anak-anaknya dulu masih kecil atau belum sekolah.
"Tugas pemerintah mengambil alih family spending (belanja keluarga) itu, sehingga mereka bisa memanfaatkan uangnya untuk kebutuhan keluarga. Mobilitasnya ditanggung pemerintah," jelas Anies.
Oleh karena itu, ia mengatakan kenaikan jumlah subsidi transportasi umum akan sejalan dengan peningkatan tabungan masyarakat. Dengan demikian, warga punya ruang lebih untuk memenuhi kebutuhannya.
Saat ini, Anies mengklaim layanan transportasi umum telah menjangkau 83 persen warga DKI Jakarta. Jumlahnya naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan 2017 lalu.
"Dan target utama kami agar layanan ini (transportasi umum) bisa menjangkau 95 persen warga Jakarta, 500 meter dari mana pun warga berada di situ ada halte, dan itu ada akses untuk kendaraan umum," tutup Anies.