Vice President Pengendalian Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Arief Sugianto memaparkan sejumlah kebijakan yang akan dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebanyak 23 persen pada 2025.
Pertama, melakukan dedieselisasi untuk sistem-sistem isolated yang masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Arief memproyeksikan sistem-sistem tersebut diubah menjadi pembangkit EBT yang disesuaikan dengan lokasi di mana sistem tersebut berada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan ubah menjadi pembangkit EBT yang tersedia di lokasi tersebut, bisa jadi (tenaga) surya, biomassa, hidro dan segala macam," ujarnya dalam acara peluncuran laporan 'Indonesia Energy Transition Outlook 2022', Selasa (21/12).
Kedua, PLN meningkatkan porsi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi 4,7 GW dan bayu menjadi 600 MW.
"Jadi total EBT itu 20,9 GW, di mana sekitar 10 GW itu untuk lima tahun ke depan," imbuhnya.
Ketiga, PLN melakukan co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara milik PLN.
"Jadi sementara kami lakukan untuk punya PLN dulu ada di 52 lokasi, nanti akan ditambah secara bertahap. Saat ini sudah pilot project dengan co-firing sebesar 5 persen biomassa," tutup Arief.