Memiliki jaminan kesehatan sangat dibutuhkan terutama bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, mengingat biaya pelayanan kesehatan semakin hari semakin membesar.
Tamu Ndapa Makang, misalnya. Warga Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur itu mengatakan dirinya memilih menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk memperoleh perlindungan kesehatan.
"Saya pernah menggunakan kartu JKN-KIS saat saya dirujuk dan harus dirawat inap selama 5 hari karena didiagnosa Tipus atau demam tifoid," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, dengan menggunakan jaminan kesehatan dari Program JKN-KIS, pelayanan yang didapatkan sangat baik.
Menurut dia, tidak ada perbedaan pelayanan sedikitpun yang dirasakan antara pasien umum dengan pasien peserta JKN-KIS.
Selain mendapatkan pelayanan yang baik, Ndapa pun mengungkapkan bahwa seluruh biaya rawat inap ditanggung penuh Program JKN-KIS yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.
Dia menceritakan pengalamannya ketika pada tanggal 30 November dirinya datang ke kantor BPJS Kesehatan untuk mengurus kepesertaan JKN-KIS saudaranya yang sedang dirawat inap dan diagnosa Hipokalemi.
Dirinya bercerita telah dilayani dengan ramah oleh satpam dan petugas frontliner serta diingatkan untuk tetap mentaati potokol kesehatan. Prosenya pun, kata dia, tidak membutuhkan waktu yang lama.
"Selama paman saya dirawat inap di RSK Lindimara, paman saya memperoleh pelayanan dengan sangat baik, obat diberi sesuai dengan kebutuhan medis dan tidak ada diskriminasi pelayanan antara pasien umum dengan pasien peserta JKN-KIS. Program JKN-KIS sangat membantu banyak orang yang sedang sakit," katanya.
Dia mengapresiasi program pemerintah tersebut mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan pihak-pihak terkait, karena kesehatannya dan keluarga telah dijamin Program JKN-KIS.
Setelah merasakan manfaat tersebut, dirinya tidak perlu khawatir lagi akan biaya pelayanan kesehatan jika suatu saat nanti ia dan keluarga membutuhkannya.
(osc)