Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.262 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (31/12) sore. Mata uang Garuda menguat 8 poin atau 0,05 persen dari Rp14.270 per dolar AS pada Kamis (30/12).
Sebaliknya, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.278 per dolar AS atau melemah dari Rp14.269 per dolar AS pada Kamis kemarin.
Rupiah menguat bersama beberapa mata uang Asia, seperti baht Thailand 0,47 persen, rupee India 0,33 persen, ringgit Malaysia 0,22 persen, dolar Singapura 0,17 persen, dan dolar Hong Kong 0,04 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, beberapa mata uang Asia lain berada di zona merah. Won Korea Selatan melemah 0,07 persen, yen Jepang minus 0,03 persen, yuan China minus 0,02 persen, dan peso Filipina minus 0,01 persen.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju yang bergerak variasi. Franc Swiss stagnan dari dolar AS.
Sementara rubel Rusia melemah 0,42 persen dan euro Eropa minus 0,1 persen. Sedangkan dolar Kanada menguat 0,06 persen, poundsterling Inggris 0,09 persen, dan dolar Australia 0,23 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah berhasil menguat pada akhir tahun karena kekhawatiran pasar terhadap penyebaran covid-19 varian omicron mereda.
"Meredanya kekhawatiran lonjakan infeksi covid-19 varian omicron," ucap Ibrahim.
Selain itu, penguatan rupiah juga terbantu oleh pelemahan dolar AS karena sentimen rendahnya klaim pengangguran secara mingguan di Negeri Paman Sam.
(uli/aud)