PT Pertamina (Persero) memperkirakan jumlah konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Premium, Pertalite, hingga Pertamax naik 6,2 persen selama periode libur Natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru) dari rata-rata konsumsi BBM pada Oktober 2021. Proyeksi kenaikan ini sejalan dengan meningkatkan mobilitas masyarakat selama Nataru.
"Prognosa kami akan ada peningkatan kebutuhan sekitar 6,2 persen untuk gasoline (bensin)," ujar Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting kepada CNNIndonesia.com, Jumat (31/12).
Ia juga memperkirakan ada kenaikan konsumsi sebesar 2,7 persen untuk BBM solar. Sementara, konsumsi elpiji diperkirakan naik 3 persen dan avtur meningkat 24 persen dari rata-rata konsumsi Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan proyeksi ini, Irto mengatakan pihaknya sudah menyiapkan pasokan di berbagai titik untuk menunjang kenaikan konsumsi tersebut. Pertamina menyiapkan 114 terminal BBM, 23 terminal LPG, 68 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), dan lebih dari 7.400 SPBU.
Tak hanya itu, Pertamina juga telah menyiapkan rantai distribusi elpiji mulai dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) hingga agen dan pangkalan elpiji, baik yang subsidi maupun non subsidi.
Pertamina, kata Irto, juga menyediakan layanan fasilitas tambahan yang terdiri dari 1.077 SPBU Siaga di jalur reguler, 63 SPBU Siaga di jalur tol, 218 Motoris atau armada Pertamina Delivery Service (PDS), dan 144 titik kantong BBM SPBU.
Selain itu, Pertamina menyiapkan 34 unit Pertashop atau SPBU modular, lebih dari 48 ribu agen dan pangkalan LPG Siaga, serta layanan di 68 DPPU untuk memenuhi kebutuhan avtur bagi seluruh maskapai penerbangan.
"Kami pastikan stok BBM dalam kondisi aman. Kami juga menyiapkan SPBU siaga untuk melayani kebutuhan masyarakat," ujar Irto.
Secara total, berbagai pasokan BBM jenis bensin tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lebih dari 20 hari. Sementara, pasokan BBM jenis solar tersedia untuk lebih dari 18 hari dan avtur mencapai 36 hari.
Kendati begitu, ia belum bisa memberi data realisasi konsumsi sementara dari masing-masing provinsi di Indonesia pada awal libur Nataru ini.
(uli/aud)