Presiden Jokowi mengklaim pertumbuhan bursa dalam negeri menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara, mengalahkan Filipina, Malaysia dan bahkan Singapura.
Dia mencatat sepanjang tahun lalu return (imbal hasil) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 10,1 persen. Angka tersebut juga lebih tinggi dari Singapura yang sebesar 9,8 persen, Malaysia yang minus 3,7 persen, dan Filipina yang tumbuh negatif 0,2 persen.
"Kita patut syukuri bahwa di bursa sekarang ini ada kenaikan, IHSG di 2021 return 10,1 persen, ini sebuah angka yang lumayan tinggi," ucap Jokowi pada Pembukaan Perdagangan BEI 2022, Senin (3/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pertumbuhan secara nilai, ia menyebut jumlah investor RI juga tumbuh pesat. Misal pada 2021 lalu jumlah investor saham Indonesia menembus 7,48 juta orang. Angka tersebut melonjak dari 2020 lalu yang masih sebanyak 3,8 juta orang.
"Hari ini mencapai 7,4 juta investor, utamanya investor ritel ini yang banyak anak-anak muda, milenial, gen z, semua masuk dan kita harapkan terus membesar dan akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi negara kita," ungkap dia.
Mengamini Jokowi, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut pertumbuhan investor bursa Indonesia didominasi oleh pelaku ritel, terutama anak-anak muda.
Bila sebelumnya anak muda lebih sering melakukan konsumsi, kini Wimboh menilai lebih banyak uang yang ditabung dalam bentuk saham.
"Ini menunjukkan banyak investor terutama ritel dan milenial yang tadinya banyak konsumsi sekarang banyak nabung, terutama di saham," ujar Wimboh.
Lebih jauh, ia juga menjelaskan bahwa transaksi harian di bursa RI melonjak 45,19 persen pada tahun lalu. Jumlah perusahaan terbuka pun naik 7,4 persen atau bertambah 53 dari 713 pada 2020 menjadi 766 pada 2021.
Senada, penghimpunan dana di pasar modal juga melompat dari Rp118 triliun pada 2020 menjadi Rp363,3 triliun atau naik 207 persen.
Menurut Wimboh, kebanyakan dana terhimpun disumbang oleh sektor teknologi dan keuangan.
"Dalam sejarah raising fund di pasar modal lebih tinggi dari pertumbuhan kredit, karena kredit selama 2021 hanya Rp228 triliun, mudah-mudahan ini pertanda bagus untuk investasi kita ke depan," ujar Wimboh.
Lihat Juga : |