PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mendapat alokasi dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp38 triliun pada tahun ini, meningkat 22,7 persen dibanding tahun lalu yang hanya Rp30,95 triliun.
Itu diungkapkan oleh Direktur Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto. Ia menambahkan tambahan alokasi KUR tersebut akan dimanfaatkan untuk membantu menjaga momentum pertumbuhan segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BNI yang saat ini tengah mengalami peningkatan permintaan kredit yang kuat.
Selain itu katanya, tambahan juga akan dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil di sektor komoditas pada 8 klaster unggulan. Hal ini sejalan dengan arahan dari pemerintah untuk membangun industri UMKM yang kuat melalui strategi klaster.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui pendekatan strategi tersebut kami yakin dapat meningkatkan kontribusi dalam mendorong realisasi target pembiayaan kepada UMKM sebesar 30 persen di 2024 sesuai dengan apa yang telah dicanangkan pemerintah," katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/1).
Lebih lanjut, Sis Apik mengatakan pihaknya memang memiliki strategi tersendiri dalam pengembangan segmen UMKM. Salah satunya dengan fokus mendorong UMKM go productive, go digital, dan go global.
BNI menitikberatkan pada peningkatan kinerja UMKM untuk mendorong segmen tersebut naik kelas, meningkatkan adopsi digital serta membuka peluang lebih besar untuk ekspor.
Tidak hanya itu, BNI juga mendorong pembiayaan berbasis ekosistem dan rantai pasok untuk memastikan pertumbuhan kinerja UMKM lebih berkesinambungan.
"Kami pun memiliki program pembinaan dan pengembangan bagi UMKM untuk menjawab semua isu-isu yang mereka hadapi baik proses kredit, teknologi, serta pengembangan kapabilitas tata kelola bisnis," sambung Sis Apik.
Ia juga memaparkan BNI memiliki tiga fokus strategi untuk mendorong UMKM naik ke level internasional. Pertama, memberdayakan UMKM ekspor serta diaspora, di mana BNI tidak hanya menggarap para pelaku UMKM untuk melakukan ekspansi bisnis keluar negeri, tetapi juga mendorong pengembangan usaha para warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Kedua, menciptakan ekosistem bisnis unggulan dengan 8 klaster prioritas yakni padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, tanaman hias, kopi, dan porang.
Ketiga, membentuk digital value chain, dimana BNI memberikan dukungan menyeluruh melalui pembiayaan hingga pendampingan para mitra dari hulu ke hilir.
Sebelumnya, Pemerintah memutuskan plafon KUR 2022 sebesar Rp373,17 triliun dengan tingkat suku bunga 6 persen. Plafon tersebut meningkat dari target penyaluran tahun lalu yang sebesar Rp285 triliun.
Hal tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi yang digelar oleh Sekretariat Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (29/12) lalu.
"KUR dibutuhkan dalam percepatan pemulihan ekonomi pada masa pandemi covid-19, sehingga diperlukan adanya peningkatan plafon KUR dan kemudahan persyaratan KUR," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM dalam keterangan resmi.
Airlangga mengatakan pemerintah meyakini Indonesia berada pada momentum yang baik bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional dan merupakan kesempatan untuk memperluas pembiayaan usaha kepada UMKM melalui KUR.