Erick Thohir: RI Butuh 17,5 Juta Tenaga Kerja yang Melek Teknologi

CNN Indonesia
Minggu, 09 Jan 2022 15:24 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan pada 2035, RI membutuhkan 17,5 juta pekerja, profesional dan pengusaha yang mampu beradaptasi dengan teknologi.
Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan pada 2035, RI membutuhkan 17,5 juta pekerja, profesional dan pengusaha yang mampu beradaptasi dengan teknologi. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Indonesia membutuhkan 17,5 juta tenaga kerja, profesional, serta pengusaha muda yang mampu beradaptasi dengan teknologi pada 2035 mendatang.

"Kita harus memiliki skilled labor yang paham teknologi," ujar Erick saat menyampaikan pidato kunci di Universitas Sumatra Utara, Medan, dilansir Antara, Minggu (9/1).

Menurut dia, digitalisasi saat ini baru sebatas jaringan internet dan wifi. Namun ke depan, infrastruktur digital kebutuhannya akan sangat penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah backbone dari kekuatannya. Apa yang namanya healthtech, fintech, edutech, mediatech, semua ke arah tersebut," sambung dia.

Pertumbuhan ekonomi, sambung dia, tidak boleh hanya mengandalkan sumber daya alam (SDM). Tetapi juga perlu diperkuat dengan knowledge based economy.

Selama ini, Indonesia dinilai masih terus berharap kepada SDA, yang mana sumber daya alam itu akan habis dan tidak bisa digunakan lagi.

"Tantangan kita ke depan justru di knowledge based economy, di mana sekarang era manusianya yang menjadi pusat pertumbuhan, inovasi manusianya yang menjadi pusat pertumbuhan. Tidak bisa hanya mengandalkan pasar dan SDA," terang Erick.

Erick mengatakan jika pada 2045 Indonesia masih menjadi bangsa yang konsumtif alih-alih produktif, maka cita-cita Indonesia Emas hanyalah mimpi.

Lebih lanjut, terkait isu kesehatan, Erick mengatakan, pandemi yang Indonesia hadapi saat ini bukan tidak mungkin dapat terulang kembali.

Oleh karena itu, upaya penanganan pandemi harus selalu diperhatikan dan dijadikan pelajaran, sehingga ke depan potensi pertumbuhan ekonomi terus ada.

"Ini bagian bagaimana menjaga prinsip-prinsip kita, karena ketika covid-19 naik, maka ekonomi turun, ketika ada pandemi baru yang kita tidak tahu apa, maka pasti akan berdampak pada kehidupan secara menyeluruh," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER