Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang juga Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar menyarankan agar gas bisa digunakan dalam masa transisi mewujudkan komitmen bebas emisi karbon (net zero emission) 2050-2060.
Menurutnya, gas merupakan opsi terbaik yang dapat digunakan untuk mewujudkan komitmen itu. Melansir Antara, Rabu (12/1), Arcandra mengatakan sumber energi gas dapat dikombinasikan dengan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai alternatif pengganti batu bara.
"Untuk masa transisi adalah gas, tapi untuk renewable energy (di masa depan), ya geothermal. Geothermal bisa berfungsi seperti batu bara yang bisa hasilkan energi sepanjang waktu. Tidak bergantung pada ada matahari atau tidak, dan tidak bergantung pada ada angin atau tidak," tutur Arcandra Tahar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ia merujuk pada penggunaan gas di Eropa yang terus meningkat meski tengah mengalami krisis energi pun.
"Saya dapat data, gas di Norwegia yang tadinya di-inject ke dalam, sekarang sudah dipakai lagi untuk kebutuhan market. Pipa gas yang dibangun dari Rusia ke Eropa Barat juga dinanti-nantikan untuk bisa on stream," kata Arcanda.
Eropa yang sebelumnya menghentikan energi fosil dan mulai memanfaatkan energi hijau dari matahari dan angin, kini kembali menggunakan sumber gas alam. Di masa pasca-pandemi, kapasitas energi yang dihasilkan dari sinar matahari dan angin ternyata tidak mencukupi kebutuhan benua biru itu.
"Artinya kesempatan kita dalam masa transisi untuk menggunakan gas (lebih tinggi) karena jauh lebih bersih dibanding dibandingkan batu bara dan diesel," ujar Arcanda.
Arcandra mengatakan pemerintah harus memikirkan strategi yang tepat dalam melakukan masa transisi menuju target nol emisi. Hal ini dilakukan agar Indonesia tidak mengalami krisis energi seperti yang terjadi di Eropa.
"Kita semua tidak boleh gegabah, harus cermat, pertimbangkan banyak hal untuk menuju energi bersih. Gunakan energi fosil tapi dampak ke lingkungan tidak begitu besar. Masih energi bersih, apa itu? Gunakan gas yang didahulukan, bukan minyak," ujar Arcandra Oktober lalu.
Menurutnya, gas merupakan energi fosil, tetapi masih lebih bersih dibandingkan minyak dan batu bara. Dengan demikian, pemerintah bisa mengurangi penggunaan batu bara dan minyak di masa transisi.
Arcandra mengingatkan agar perusahaan minyak dan gas tetap harus melakukan eksplorasi. Hal ini agar Indonesia tidak kekurangan gas saat memasuki masa transisi.
"Sebelum EBT, ada prediksi tidak Indonesia akan kekurangan gas? Kemungkinan iya kalau tidak lakukan eksplorasi, jadi harus eksplorasi karena Indonesia butuh porsi gas dalam rangka masa transisi," jelas Arcandra.