Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menjamin tak akan terjadi krisis energi di Indonesia meski pemerintah kembali membuka ekspor batu bara.
"Insyaallah, kami meyakini tidak akan terjadi krisis energi," ucap Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dikutip dari Antara, Rabu (12/1).
Menurut Arsjad, produksi batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di dalam negeri lebih besar dibandingkan total kebutuhan. Dengan demikian, krisis energi tak akan terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadin sendiri, sambung Arsjad, sepakat dan mendukung kebijakan pemerintah untuk mengekspor batu bara.
"Kami sangat mendukung ekspor pertambangan batu bara, untuk kebangsaan itu," kata Arsjad.
Saat ini, Arsjad mengklaim pasokan batu bara melimpah dan cukup untuk kebutuhan energi di RI. Total produksi batu bara mencapai 50 juta ton per bulan.
Sementara, pasokan yang terserap PLN hanya sekitar 10 juta ton per bulan. Dengan begitu, produksi batu bara untuk kebutuhan energi terbilang melimpah.
"Saya kira tidak ada masalah jika pemerintah membuka ekspor batu bara," imbuh Arsjad.
Sebelumnya, Kementerian ESDM melarang seluruh perusahaan pertambangan batu bara melakukan ekspor. Kebijakan itu tertuang dalam surat nomor B-1605/MB.05/DJB.B/2021 yang diterbitkan pada 31 Desember 2021.
Larangan ekspor berlaku dari 1 Januari sampai 31 Januari 2022. Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah akan kembali mengizinkan ekspor batu bara bertahap mulai 12 Januari 2022.
(aud/bir)