WEF Pangkas Proyeksi Ekonomi Negara Berkembang 2024 dari Prapandemi

CNN Indonesia
Jumat, 14 Jan 2022 05:50 WIB
World Economic Forum (WEF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara berkembang, kecuali China, 5,5 persen di bawah proyeksi awal prapandemi.
World Economic Forum (WEF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara berkembang, kecuali China, 5,5 persen di bawah proyeksi awal prapandemi. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

World Economic Forum (WEF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara berkembang, kecuali China, 5,5 persen di bawah perkiraan awal prapandemi. Sementara, negara maju akan melampaui pertumbuhan pre-pandemi ekonomi mereka sebesar 0,9 persen pada 2024.

WEF memperkirakan ekonomi negara kawasan Amerika Latin dan Afrika sub-Sahara malah akan tumbuh lebih rendah lagi.

Ketimpangan akses vaksin covid-19 antar negara maju, berkembang, dan miskin berperan besar dalam pemulihan ekonomi ke depan. Misal, memasuki 2022 di 52 negara termiskin, yang mencakup 20 persen dari total populasi dunia, hanya 6 persen dari populasi saja yang telah divaksinasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WEF juga menilai ke depan investor bakal lebih memilih berinvestasi di negara yang populasinya sudah divaksin.

Selain soal vaksinasi, WEF menyebut ketimpangan konektivitas, pendidikan, dan ketimpangan pendapatan berisiko memperburuk kejomplangan pertumbuhan ekonomi global.

WEF menambahkan akses pembiayaan hingga kemajuan teknologi bakal menjadi faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, terutama di negara berkembang.

Sedangkan secara rata-rata, WEF memperkirakan ekonomi global turun 2,3 persen pada 2024 dibandingkan kondisi tanpa pandemi.

Peningkatan harga komoditas, inflasi, dan utang menjadi risiko yang baru bermunculan. Selain itu, melambungnya kasus covid-19 di penghujung 2021 membuat pandemi terus mengusik kemampuan negara dalam memfasilitasi pemulihan berkelanjutan.

"Kehancuran ekonomi akibat pandemi diperburuk dengan ketidakseimbangan pasar kerja, tindakan proteksionisme, dan meningkatnya jurang perbedaan digital, edukasi dan keahlian yang memecah dunia ke dalam tujuan yang berbeda-beda," beber WEF lewat laporan The Global Risks 2022 seperti dikutip, Kamis (13/1).

WEF memperkirakan disparitas yang sebelumnya telah mengguncangkan masyarakat akan semakin meluas, setengah dari harta 20 persen orang terkaya dunia diproyeksikan sudah pulih pada 2021. Ironisnya, malah 20 persen orang termiskin yang makin kesulitan karena kehilangan 5 persen dari pendapatan mereka.

"51 juta orang baru diproyeksikan akan masuk ke dalam garis kemiskinan ekstrem jika dibandingkan dengan tren sebelum pandemi," tutup WEF.

[Gambas:Video CNN]



(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER