Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 4,1 persen tahun ini. Angkanya jauh melambat dari prediksi ekonomi tahun lalu, yang mencapai 5,5 persen.
Penurunan proyeksi ekonomi global sejalan dengan peningkatan kasus varian baru omicron, kenaikan inflasi di sejumlah negara, dan masalah rantai pasok global.
Bank Dunia meramalkan pertumbuhan ekonomi beberapa negara melambat tahun ini. Ekonomi AS diproyeksi hanya tumbuh 3,7 persen pada 2022, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lembaga internasional itu menyoroti bahwa covid-19 telah meningkatkan ketimpangan pendapatan global.
Sementara, Bank Dunia melihat output dan investasi di negara berkembang akan tetap berada di bawah tren sebelum pandemi.
"Karena tingkat vaksinasi yang lebih rendah, kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ketat, dan bekas luka yang lebih persisten dari pandemi," tulis laporan Bank Dunia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (12/1).
Ketidaksetaraan terjadi di negara berkembang karena banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan penurunan gaji. Selain itu, Bank Dunia juga memaparkan dua tantangan lain bagi negara berkembang.
Pertama, ketidakseimbangan makroekonomi telah mencapai porsi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dunia sedang berada dalam fase ketidakpastian cukup tinggi.
Kedua, pengeluaran di negara berkembang melonjak untuk mendukung kegiatan ekonomi selama krisis. Namun, banyak negara yang jumlah utangnya tembus rekor terbaru.
Laporan Bank Dunia juga menyoroti masalah inflasi dalam jangka pendek. Hal ini karena kenaikan harga makanan, harga energi, dan gangguan pasokan di dunia.
(aud/bir)