PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengakui ada masalah geologis yang cukup ekstrem dalam pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Masalah itu khususnya terjadi dalam pembangunan Terowongan II.
General Manager Corporate Communication Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry mengungkapkan masalah itu akan menghambat kemajuan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Mengingat dalam pengerjaan pembangunan di Terowongan II, aspek kehatian-hatian dan keamanan sangat kami ke depan kan, baik itu keamanan dari segi proses pembangunan ataupun keamanan konstruksi," kata Rahadian kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, ia mengatakan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap berjalan di ratusan titik lainnya. Dengan kata lain, masalah yang dihadapi di pembangunan Terowongan II tak menghambat proses konstruksi di titik lain.
"Upaya percepatan pembangunan dan persiapan operasional kereta cepat Jakarta-Bandung juga secara paralel kami lakukan," jelas Rahadian.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa solusi atas masalah di Terowongan II sudah ditemukan. Oleh karena itu, proses penggalian dan pengerjaan Terowongan II kembali dilakukan.
"Saat ini laju pengerjaan penggalian di terowongan 2 sudah mencapai 1,2 meter hingga 1,8 meter per hari," jelas Rahadian.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tak berjalan sesuai rencana. Hal ini terjadi lantaran pembangunan proyek masih menemui sejumlah kendala, salah satunya Terowongan II di Purwakarta.
"Masalah teknis yang harus kami selesaikan, tapi tadi dari keterangan yang ada di lapangan, Dirut KCIC dan dari Menkomarves, Menteri PU bahwa Terowongan II ini memang berjalannya agak lambat, karena memang jenis tanah yang ada di sini memerlukan kerja yang penuh kehati-hatian," pungkas Jokowi.
(thd/aud)