PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum Operating mencatat produksi aluminium mencapai 243 ribu ton dengan tingkat penjualan sebesar 218 ribu ton sepanjang tahun lalu.
Salah satu BUMN dalam holding MIND ID tersebut mengandalkan komoditas aluminium dengan diversifikasi produk ingot, alloy, dan billet dalam portofolionya.
"Di sepanjang 2021, di tengah tahun kedua pandemi, perusahaan tetap mengoptimalkan efektivitas operasional pabrik peleburan aluminium dengan menjaga seluruh rantai bisnis tetap berjalan," kata Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID Danny Praditya lewat rilis, Kamis (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengaku menjaga rantai pasok bahan baku hingga kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sumber energi utama.Walhasil, ia mengklaim kinerja 2021 terbukti terjaga di tengah pandemi covid-19, serta tetap berkontribusi bagi semua pemangku kepentingan dan masyarakat.
Menurut dia, pencapaian kinerja positif Inalum Operating didukung oleh optimalnya kinerja tiga fasilitas utama pabrik peleburan aluminium, yakni pabrik karbon, reduksi, dan pencetakan.
Ia menuturkan pada tahun lalu, rata-rata operasional tungku tercatat sebanyak 458 unit dari total 510 unit atau 90 persen dari kapasitas terpasang di pabrik reduksi.
Selain pabrik peleburan, ia menyebut PLTA juga menjadi indikator utama pendukung kinerja operasional. Pada tahun lalu, PLTA Inalum Operating menghasilkan total energi listrik sebesar 4.041.774 MWh dengan tingkat pemakaian sebesar 4.027.118 MWh.
Selain itu, Inalum Operating juga mencatat surplus listrik yang didistribusikan kepada PT PLN (Persero) sebesar 41.447 MWh atau meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.
"Penggunaan energi baru terbarukan dalam proses produksi aluminium menjadikan Inalum Operating sebagai satu-satunya pabrik peleburan yanp menghasil kan emisi rendah diseluruh Grup MIND ID," jelas dia.
Danny mengatakan Inalum Operating terus berkomitmen meningkatkan nilai tambah produk melalui inisiatif pengembangan klaster industri aluminium nasional.
Melalui anak usaha PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA), perusahaan akan memproduksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50 ribu ton per tahun secara bertahap.
"Serta ke depannya berbagai produk aluminium ekstrusi sebagai produk turunan," pungkas Danny.