Gelombang Ke-3 Covid dan Logistik Jadi Tantangan Pengusaha Tahun Ini

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jan 2022 16:58 WIB
Pengusaha memaparkan empat tantangan bisnis tahun ini, mulai dari potensi gelombang ke-3 covid-19 hingga politik dunia.
Pengusaha memaparkan empat tantangan bisnis tahun ini, mulai dari potensi gelombang ke-3 covid-19 hingga politik dunia. (Detikcom/Agung Pambudhy).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid membeberkan empat tantangan bisnis bagi para pelaku usaha pada tahun ini.

Pertama, Indonesia masih cukup rentan terhadap gelombang ketiga pandemi covid-19. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.

"Akselerasi program vaksinasi dan peningkatan protokol kesehatan secara simultan menjadi kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi," kata Arsjad dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (25/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, masalah logistik dunia. Menurut Arsjad, kenaikan biaya angkutan logistik laut diprediksi masih berlanjut sampai dua tahun ke depan.

Ia mengatakan disrupsi perdagangan akibat pandemi covid-19 yang masih terjadi menjadi penyebab harga tarif angkutan logistik tinggi.

Ketiga, keadaan politik dunia. Arsjad menuturkan saat ini terdapat dua potensi konflik politik, yakni Rusia dengan Ukraina dan China dengan Taiwan.

"Hal ini dapat mempengaruhi keadaan ekonomi dunia," imbuh Arsjad.

Keempat, tantangan untuk mengatasi perubahan iklim global. Menurut Arsjad, isu perubahan iklim tersebut menekankan betapa pentingnya perusahaan untuk menerapkan bisnis yang berkelanjutan.

"Kami mengajak semua pelaku usaha untuk mengambil tindakan di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola ataupun Environment Social and Governance (ESG)," kata dia.

Lebih lanjut, Arsjad juga menuturkan enam peluang bagi pelaku usaha di 2022.

Pertama, permintaan domestik. Arsjad menyatakan ekonomi Indonesia diprediksi mulai pulih pada 2022.

Pemulihan itu, sambung Arsjad, didukung oleh peningkatan permintaan domestik dan ekonomi global yang semakin kokoh.

Kedua, Presidensi G20 menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan dan memfasilitasi pemulihan ekonomi global yang lebih baik.

Ketiga, harga komoditas. Kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan batu bara yang disertai pemulihan ekonomi mitra dagang RI, seperti China dan AS akan mendorong permintaan barang ekspor.

Keempat, kelanjutan program-program stimulus seperti subsidi, bantuan sosial (bansos), dan insentif dari pemerintah akan memberikan dampak positif bagi pengusaha.

Kelima, pembangunan infrastruktur. Menurut Arsjad, pemerintah akan mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur dan proyek strategis nasional.

"Hal tersebut dinilai akan mendorong tercapainya pemerataan dan kelancaran konektivitas serta memfasilitasi investasi swasta untuk lebih berkembang," ucap Arsjad.

Keenam, agenda reformasi struktural. Salah satunya dengan penerbitan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

"UU Cipta Kerja mulai memberikan dampak positif kepada daya saing destinasi investasi dan peningkatan nilai tambah produk ekspor unggulan nasional," tutup Arsjad.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/aud)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER