Pasokan minyak goreng Rp14 ribu per liter kosong alias langka di sejumlah ritel modern yang berlokasi di Jakarta. Salah satunya di Alfamart Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Petugas Alfamart Radio Dalam bernama Arifin mengatakan stok minyak goreng kosong lantaran warga langsung menyerbu usai pemerintah menerapkan kebijakan harga Rp14 ribu beberapa waktu lalu.
"Sudah kosong sejak dua hari lalu karena pembeli sangat banyak," ungkap Arifin kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berumur 25 tahun ini menceritakan bahwa pembeli berbondong-bondong datang setiap hari usai kebijakan minyak goreng Rp14 ribu berlaku mulai Rabu (19/1) lalu.
Pihak Alfamart sudah membatasi pembelian hanya satu kemasan berukuran 2 liter. Namun, pembeli datang membawa anggota keluarga, sehingga bisa membeli minyak goreng lebih dari satu kemasan.
"Biasanya mereka datang bareng keluarga seperti bawa anak. Pura-pura tidak kenal. Kami protes juga gimana. Kan mereka beli, dan benar satu orang sesuai aturan," kata dia.
Ia belum bisa memastikan kapan stok minyak goreng akan tersedia kembali di Alfamart Radio Dalam. Hal yang pasti, manajemen sudah memesan kembali kepada produsen, tetapi barang belum datang sampai sekarang.
Kekosongan stok minyak goreng Rp14 ribu juga terjadi di Indomaret Cipete, Jakarta Selatan. Petugas bernama Ruswan mengatakan setiap pasokan datang, warga langsung menyerbu hingga ludes.
"Habis dalam beberapa jam. Beberapa hari kemarin pembeli pada antre, langsung habis," ucap Ruswan.
Ia juga belum bisa memastikan kapan pasokan minyak goreng akan datang kembali. Sebab, pihaknya belum mendapat kabar dari pihak supplier.
Sebagai informasi, pemerintah telah menyebar minyak goreng satu harga Rp14 ribu per liter di ritel modern sejak Rabu (19/1) lalu. Sementara, penjualan minyak goreng satu harga di pasar tradisional bakal menyusul dengan tenggat waktu satu minggu setelah ketentuan disahkan.
Pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp7,6 triliun guna membiayai subsidi 250 juta liter minyak goreng kemasan per bulan atau setara 1,5 miliar liter selama 6 bulan bagi masyarakat.