Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengakui target investasi tahun ini cukup menantang. Sebab, angkanya mencapai Rp1.200 triliun atau naik sekitar 30 persen dari realisasi investasi tahun lalu yang hanya Rp901 triliun.
"Bagaimana peta 2022? Ngeri-ngeri sedap. Target Rp1.200 triliun, naik 30 persen lebih," ujar Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (31/1).
Bahlil menargetkan mayoritas investasi berada di Jawa, yakni Rp588,73 triliun atau 49,06 persen dari total target. Kemudian, 23 persen atau Rp276 investasi ditanamkan di Sumatera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, investasi di Kalimantan sebesar Rp102,59 triliun atau 10,69 persen, Sulawesi Rp100,68 triliun atau 8,39 persen, Bali dan Nusa Tenggara Rp51,12 triliun atau 4,26 persen, Maluku Rp50,04 triliun, dan Papua Rp30,84 triliun atau 2,57 persen.
Ia menjelaskan target investasi Rp1.200 triliun ini dengan asumsi kurva pandemi covid-19 melandai, aliran investasi global pulih, dan asumsi indikator ekonomi makro 2022 tercapai.
Sementara, Bahlil optimistis target investasi tercapai sejalan penerbitan nomor izin berusaha (NIB) yang mencapai 733.957. Mayoritas NIB tersebut diterbitkan untuk usaha mikro.
Ia merinci 92 persen dari total NIB yang diterbitkan adalah untuk usaha mikro, 4 persen usaha kecil, 1,18 persen usaha besar, dan 0,87 persen usaha menengah.
"Total NIB 733.957 NIB dengan usaha mikro 92 persen, usaha kecil 4 persen, usaha besar 1,8 persen, dan usaha menengah 0,87 persen," katanya.
Menurut Bahlil, total NIB yang diterbitkan tersebut untuk menjalankan 1.757.000 proyek. Ia mengklaim realisasi ini akan menjadi modal pemerintah mencapai target investasi sebesar Rp1.200 triliun.
"Jadi dari total NIB 700 lebih untuk proyek 1 juta lebih. Ini makanya kami yakin target investasi Rp1.200 triliun terwujud tahun ini," jelas Bahlil.
Sebagai informasi, realisasi investasi di RI tercatat Rp901 triliun atau melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp900 triliun.
Jika dirinci, investasi ini berasal dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp454 triliun. Angkanya setara dengan 50,4 persen dari total investasi.
Lalu, investasi berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp447 triliun. Realisasi itu setara 49,6 persen dari total investasi.
Mayoritas investasi tersebut mengalir ke luar Jawa sebesar Rp468,2 triliun atau 52 persen. Lalu, investasi di Jawa sebesar Rp432,8 triliun atau 48 persen.
(aud/agt)