Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim sebagian besar pabrik minyak goreng di Indonesia berada di wilayahnya. Sebab itu ia memastikan pasokan minyak goreng aman.
"Pabrik minyak goreng ini sebagian besar di Jatim. Stoknya pada dasarnya cukup karena pemerintah menyiapkan subsidi dalam jumlah yang cukup besar," kata Khofifah, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/2).
Ia menambahkan agar pasokan minyak yang aman itu terdistribusi dengan baik, pihaknya menggelar operasi pasar minyak goreng murah. Salah satunya di Kantor UPT Bapenda di Kabupaten Tuban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya kegiatan tersebut membantu daya beli masyarakat. Operasi Pasar Minyak Goreng Murah tersebut guna menindak lanjuti Permendag RI nomor 06 tahun 2022 Tentang Penetapan HET Minyak Goreng Sawit.
Dalam beleid itu, Kementerian Perdagangan mengatur HET minyak goreng curah di Rp11.500 per liter. Sementara untuk minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp13.500 dan minyak goreng dengan kemasan premium dengan harga Rp14.000 per liter.
Khofifah mengatakan dalam operasi pasar tersebut, pihaknya menerapkan aturan bahwa satu KTP hanya dapat membeli maksimal dua liter minyak goreng dengan harga subsidi Rp25 ribu.
Khofifah menyebut subsidi harga dalam operasi pasar minyak goreng yang tersebar di berbagai daerah merupakan upaya dari Pemprov Jatim dalam meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kami berharap pasar seperti ini bisa membantu daya beli masyarakat. Juga kami berharap hal ini akan menjadi bagian proses pengendalian inflasi di masing-masing daerah, karena itu pasar ini dibuat sporadis menyebar," ucapnya.
Di sisi lain, Khofifah juga mengingatkan agar pemerintah daerah tetap menjaga rantai pasok tetap aman. Pasalnya, masih ada toko yang mematok harga berbeda untuk minyak di pasaran.
"Ini yang memang harus dijaga supaya hulu hilirnya bisa lancar. Retail yang dalam koordinasi Aprindo, semua merek berada di satu harga, Rp14 ribu," ucapnya.
Meski demikian, Khofifah menyebut masih akan ada perbedaan harga antara harga minyak goreng di pasar tradisional dengan ritel. Sebab, di pasar tradisional masih menyesuaikan dengan harga beli.
"Pasar tradisional masih menyesuaikan, jadi tetap ada perbedaan antara pasar ritel modern dan pasar tradisional," ujar dia.