Omicron Tekan Rupiah ke Rp14.380 di Akhir Pekan

CNN Indonesia
Jumat, 04 Feb 2022 15:59 WIB
Rupiah melemah 0,02 persen ke level Rp14.380 per dolar AS pada Jumat (4/2) ini akibat tertekan kekhawatiran pasar atas peningkatan kasus corona di RI.
Rupiah melemah 0,02 persen ke level Rp14.380 per dolar AS pada Jumat (4/2) ini akibat tertekan kekhawatiran pasar atas peningkatan kasus corona di RI. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.380 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (4/2) sore. Mata uang Garuda ini melemah 2,5 poin atau minus 0,02 persen dari sebelumnya yang di Rp14.377 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.376 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.381 per dolar AS.

Lalu, mata uang di Asia terlihat bergerak bervariasi. Terpantau, yen Jepang minus 0,12 persen, dolar Singapura minus 0,03 persen, won Korea Selatan menguat 0,78 persen, peso Filipina yang minus 0,15 persen, rupee India menguat 0,16 persen, dan baht Thailand menguat 0,4 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, yuan China naik 0,11 persen, ringgit Malaysia naik 0,13 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,03 persen.

Di sisi lain, mayoritas mata uang di negara maju justru melemah. Terpantau, franc Swiss minus 0,11 persen, dolar Kanada minus 0,1 persen, dolar Australia minus 0,39 persen, poundsterling Inggris minus 0,1 persen, dan euro Eropa menguat 0,04 persen.

Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan rupiah melemah karena pasar khawatir dengan lonjakan kasus covid-19 di RI. Pasalnya, kenaikan kasus akan mengganggu proses pemulihan ekonomi.

[Gambas:Video CNN]

"Saya lihat salah satu sebabnya adalah meningkatnya kasus covid-19 di Indonesia secara tajam. Ini memicu kekhawatiran ekonomi akan terganggu," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/2).

Ia memproyeksi rupiah masih melemah sampai pekan depan. Hal ini seiring dengan tren peningkatan kasus covid-19 sejak varian omicron merebak di dalam negeri.

"Kemungkinan masih akan tertekan (pekan depan) karena saya tidak melihat kalau kasus akan menurun dalam waktu dekat dan dolar AS masih cukup kuat belakangan ini," pungkas Lukman.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER