BI Pastikan Tahan Suku Bunga 3,5 Persen Selama Inflasi Terjaga
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan pihaknya akan menahan tingkat suku bunga acuan di level 3,5 persen selama belum ada tanda kenaikan inflasi fundamental.
"BI akan tetap mempertahankan suku bunga rendah 3,5 persen sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental," kata dia dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4).
Ia memperkirakan kenaikan tingkat inflasi fundamental baru terjadi pada 2023. Hingga kini, inflasi RI yang berada di kisaran 2,18 persen masih relatif terjaga dari target 3 persen plus minus 1 persen.
Perry menjabarkan setidaknya ada empat alasan kenapa ia melihat inflasi masih akan tetap terjaga sepanjang tahun ini. Pertama, kenaikan permintaan 2022 masih bisa dipenuhi kapasitas produksi nasional. Menurut Perry, output gap yang masih negatif menunjukkan kenaikan permintaan masih di bawah kapasitas produksi nasional sehingga harganya masih terjaga.
"Tekanan inflasi secara fundamental yang dilihat dari inflasi inti masih rendah," imbuhnya.
Kedua, ekspektasi inflasi yang meningkat masih relatif terjaga. Ia memastikan BI akan terus mengkomunikasikan perkembangan inflasi kepada masyarakat dan ekonom.
Ketiga, nilai tukar rupiah masih terpantau stabil. "Meski ada kenaikan harga internasional tapi tidak tertransmisikan ke harga domestik karena nilai tukar stabil," ujarnya.
Keempat, kerja bersama BI dan pemerintah pusat dan pemda memastikan harga stabil, khususnya harga makanan.
"Inflasi yang rendah menjadi dasar kami merumuskan kebijakan suku bunga," pungkasnya.