Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk modal asing (capital inflow) ke pasar keuangan domestik terus berlanjut. Hal ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar US$1,1 miliar sampai dengan 8 Februari 2022.
"Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami peningkatan surplus dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus sekitar 0,3 persen dari PDB dan surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4).
Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2022 tetap tinggi, yakni US$141,3 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry memperkirakan kinerja NPI pada 2022 akan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan tetap rendah dalam kisaran 1,1 persen-1,9 persen dari PDB.
Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap surplus, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), sejalan dengan semakin membaiknya iklim investasi di dalam negeri.
Sedangkan perkembangan rupiah sampai dengan 9 Februari 2022 mencatat depresiasi sekitar 0,73 persen dibandingkan dengan level akhir 2021.
Ia perkirakan nilai tukar rupiah tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut.
"Ini sejalan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina 0,71 persen, India 0,65 persen, dan Korea Selatan 0,62 persen," pungkasnya.