Ekonom BCA Ingatkan Startup Kecil Bakal Digilas Perusahaan Kaya Data
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menilai usaha kecil, termasuk warung dan perusahaan rintisan (startup), bakal tergilas oleh perusahaan besar yang kaya koleksi data (data collection).
Pasalnya, koleksi data menjadi suatu aset perusahaan yang bisa dipakai untuk mempelajari kebiasaan dan preferensi masyarakat. Hal itu membuat pemasaran mereka lebih akurat.
Bahkan, ia menyebut data yang dipelajari lewat mesin pintar (machine learning) dapat menciptakan perusahaan bintang (super star) yang jauh lebih mumpuni dari usaha kecil.
"Startup kecil juga akan mempunyai masalah riil karena mereka tidak punya banyak data," kata dia pada agenda G20 bertajuk Exploring New Data for Better Policy Making, Selasa (15/2).
David menambahkan bahwa data yang dicengkeram oleh perusahaan besar bakal menciptakan masalah terhadap perekonomian karena ketimpangan daya saing antara kedua kelompok pelaku usaha.
"Pengembangan AI dan mesin pintar bisa menciptakan perusahaan super star, tapi ini juga menciptakan masalah ekonomi," ujar dia.
Oleh karena itu, ia menyebut jika perusahaan tidak bisa meregulasi perusahaan kaya data ini, maka akan muncul permasalahan data privacy yang saat ini dihadapi AS.
Selain itu, masalah juga berasal dari defisit dagang, baik barang atau jasa, karena perusahaan besar yang kaya data kebanyakan berasal dari luar negeri.
"Aturan yang tak efektif akan membuat monitor menjadi sulit jika tak diregulasi dengan baik," tutup dia.