Sejumlah pengusaha warung tegal (warteg) di DKI Jakarta mengaku khawatir jika harga tahu dan tempe naik di pasaran. Terlebih, penyebaran minyak goreng subsidi juga masih belum merata.
"Kalau harga tahu tempe naik, minyak masih naik. Makin bingung mau jual berapa," ungkap Timbul (37), salah satu pengusaha warteg di Jl Bangka 8, Jakarta Selatan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/2).
Timbul was-was jika harga tahu dan tempe naik lantaran ia tidak berani untuk menaikkan harga jual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Timbul, saat ini penjualan tahu dan tempe sedang menurun. "Sekarang saja sudah tidak begitu laku apalagi dinaikkan harganya," kata dia.
Ia mengaku belum mengetahui kapan harga tahu dan tempe akan naik. Sebab, hari ini saja ia belanja di pasar harganya masih normal.
Timbul bisa membeli tahu di pasar dengan harga Rp10 ribu per kemasan berisi 30 potong tahu kuning. Sedangkan untuk tempe, ia membelinya dengan harga Rp5 ribu per papan ukuran 350 gram.
"Tidak ada yang ngomong bakal naik. Malah saya baru dengar. Kalau naik biasanya pada ngomong para penjual tahu tempe," sambungnya.
Lihat Juga : |
Senada, Riska (28), pengusaha warteg di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, belum merasakan kenaikan harga tahu dan tempe.
Ia mendengar informasi bahwa harga tahu dan tempe akan naik karena harga kedelai yang tinggi. Ia juga khawatir jika perajin tahu dan tempe akan mogok produksi pada 21 hingga 23 Februari nanti.
"Mudah-mudahan tidak mogok pabriknya biar kita juga yang jualan stoknya tetap ada," kata Riska.
Sebelumnya, perajin tahu dan tempe di Jakarta sudah mengeluarkan aba-aba harga produk mereka naik 20 persen setelah 23 Februari nanti.
Lihat Juga : |
Untuk tempe, Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Sutaryo mengatakan kenaikan terjadi dari Rp5 ribu ke Rp6 ribu per papan.
"Tahu dari Rp35 ribu ke Rp40 ribu," ujar Sutaryo, Rabu (16/2) lalu.
Ia menambahkan kenaikan harga tersebut diberlakukan sebagai pilihan terakhir dalam menyikapi harganya kedelai, bahan baku tahu dan tempe. Pasalnya, harga kedelai sudah mencapai Rp11.300 per kg.
(mrh/sfr)