Sri Mulyani Ajak Negara-negara G20 Bentuk Dana Kesehatan Global

CNN Indonesia
Kamis, 17 Feb 2022 20:25 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengajak pemimpin dunia untuk membentuk dana kesehatan global untuk mengantisipasi pandemi di masa mendatang.
Menkeu Sri Mulyani mengajak pemimpin dunia untuk membentuk dana kesehatan global untuk mengantisipasi pandemi di masa mendatang. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani pada presidensi G20 Indonesia tahun ini mengajak para pemimpin dunia untuk membentuk dana kesehatan global untuk mengantisipasi pandemi di masa depan.

Ani, akrab sapannya, mengatakan pandemi covid-19 bukan pandemi terakhir yang bakal dihadapi dunia. Belajar dari serangan covid-19, ia meyakini kepala negara di dunia harus lebih sigap menghadapi pandemi selanjutnya.

"Saat dunia masih berjuang menangani covid-19, satu realita yang mengejutkan adalah ini tidak akan menjadi pandemi terakhir yang akan dihadapi. Presidensi G20 Indonesia menggarisbawahi pentingnya kerja sama global untuk mengatasi pandemi yang ada saat ini dan mempersiapkan diri untuk pandemi di masa yang akan datang," ungkapnya dalam seminar G20 bertajuk Strengthening Global Health Architecture, Kamis (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menuturkan bahwa negara anggota G20 tengah merancang arsitektur kesehatan global yang mencakup pembiayaan menghadapi pandemi di masa depan. Arsitektur itu disebut PPR atau pandemic prevention, preparedness and response.

Pada kesempatan sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sepakat bahwa dibutuhkan kolam dana global yang bisa dipakai segera saat pandemi kembali menghadang. Selain lebih sigap, ia menilai dana bersama tersebut bisa digunakan untuk menopang negara yang kesulitan keuangan.

"Jika ada yang mengalami kesulitan keuangan, kita dapat membantunya dengan cepat. Maka kita juga harus melakukannya dalam konteks kesehatan dan krisis kesehatan di manapun terjadi," imbuhnya.

Menurut eks wakil menteri BUMN tersebut, terbatasnya pendanaan menjadi masalah utama negara di dunia untuk menghadapi pandemi seperti awal-awal covid-19. Tapi, pendanaan bukan satu-satunya masalah, tapi juga akses ke fasilitas kesehatan yang tak seimbang.

Ia mencontohkan saat Indonesia baru menghadapi pandemi covid-19 pada 2020 silam, meski memiliki uang, namun RI sempat kesulitan mendapat akses ventilator hingga vaksin. Pasalnya, berbagai negara berebut untuk mendapatkan alat kesehatan yang terbatas.

Budi menjelaskan bahwa dana kesehatan global bakal mempunyai prinsip cara kerja yang mirip dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Bedanya, IMF memberikan bantuan kepada negara yang mengalami krisis ekonomi atau moneter, sementara dana kesehatan global memberikan bantuan kepada negara yang mengalami krisis kesehatan.

"Dana ini harus dapat dialihkan untuk kedaruratan kesehatan. WHO telah menginisiasi sekelompok akselerator di sana terlibat GAVI dan lain-lain. Kerja sama saat ini yang bersifat sementara membantu negara untuk menentukan kebutuhan mereka dalam hal vaksin, obat-obatan, maupun perangkat diagnostik," beber Budi.

Sementara, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut sistem keuangan global yang ada saat ini belum memberikan akses pendanaan yang dibutuhkan dunia di saat pandemi menghampiri.

Ia menilai ketimpangan akses pembiayaan membuat perang melawan pandemi sulit diatasi. Padahal, untuk bisa keluar dari pandemi seluruh negara harus punya akses ke fasilitas kesehatan yang memadai.

Yellen menyebut skema pendanaan bersama tersebut sebetulnya telah berhasil dilakukan di area lain, seperti perubahan iklim dan penyakit lainnya.

Dia pun menyerukan kepada pihak swasta dan negara maju untuk mengambil peran dalam dana kesehatan tersebut. Menurut dia, uang yang digelontorkan merupakan investasi berimbal hasil besar, bukan ongkos sia-sia.

"Negara ekonomi maju harus melihat dana kesehatan sebagai investasi yang memiliki return tinggi untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh," tutupnya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER