Perencana Keuangan 'Sentil' Influencer yang Endorse Investasi Ilegal

CNN Indonesia
Jumat, 18 Feb 2022 14:12 WIB
Perencana Keuangan menyarankan influencer untuk memiliki pengetahuan sebelum mempromosikan produk dan jasa keuangan di sosial media mereka.
Perencana Keuangan menyarankan influencer untuk memiliki pengetahuan sebelum mempromosikan produk dan jasa keuangan di sosial media mereka. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Tidak sedikit influencer yang mempromosikan (endorse) produk investasi ilegal di media sosial, seperti arisan online, robot forex, hingga judi online. Padahal, investasi ilegal jelas-jelas dilarang dan kerap memakan korban.

Menanggapi hal itu, Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno menilai seharusnya influencer dapat menyeleksi pekerjaan yang ditawarkan. "Menyeleksi berarti menganalisa agar aktivitas bisnisnya bermanfaat, bukan malah melukai," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/2).

Karenanya, lanjut Mike, penting bagi influencer memiliki pengetahuan yang benar, termasuk pada produk dan jasa keuangan. Hal ini juga berarti mengecek legalitas produk dan jasa keuangan yang mereka promosikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi, Mike menjelaskan produk dan jasa keuangan dapat dengan mudah diperiksa legalitasnya di situs OJK. "Satu, ke websitenya OJK. Kedua, pahami bisnis yang memberikan pekerjaan ini apa, produk dan lain-lain yang akan dipromosikan itu apa. Oh dia memberikan iming-iming keuntungan investasi yang fantastis, nah itu harus mulai curiga," jelas Mike.

Menurut dia, influencer memiliki dampak yang sangat besar terhadap para pengikut atau followers yang mengidolakan mereka.

Mike menyebut sebagai fans-based economy, produk atau jasa apapun yang digunakan selebriti dapat dengan mudah membuat para fans meniru dan membelinya juga.

Namun, ia mengingatkan konsumen perlu menggunakan logika dan tidak dengan mudah menerima semua omongan tokoh terkenal, influencer maupun figur publik.

"Maklumlah kita punya mental groupie, mental ngefanslah gitu. Ada kan itu pembahasan, fans-based economy. Saya kira setiap orang punya kecenderungan yang sama, nah tapi saya memilih-milih siapa yang saya ikuti dan enggak semuanya juga yang dia tawarkan atau dia omongin enggak semua saya terima mentah-mentah," kata Mike.

Ia menegaskan bahwa influencers memiliki tanggung jawab moral kepada followers-nya. Oleh karena itu, mereka diharapkan dapat berhati-hati dalam memiliki produk atau jasa yang mereka endorse agar tidak merugikan orang lain sama seperti mempromosikan produk kosmetik yang beracun.

"Saya advokasi ke OJK, endorser-endorser ini omongannya kayak tokoh agama, diikuti, dan dia itu punya tanggung jawab moral, harus punya tanggung jawab profesi karena ini produk keuangan itu. Makanya, mesti punya skill analytical itu, mau duitnya harus punya tanggung jawab moralnya," jelasnya.

Perencana Keuangan Andy Nugroho mengaku sulit untuk memastikan apakah aksi endorse jasa keuangan ilegal bisa beranjak hukum pidana atau tidak. Mengingat, influencer statusnya tidak terikat dengan jasa atau perusahaan yang ia promosikan.

[Gambas:Video CNN]

"Mereka bisa beralasan cuma posting doang. Tapi yang pertama, produknya atau perusahaannya harus dinyatakan bahwa ini perusahaan ilegal, tidak berizin. Kemudian, mungkin dari kepolisian anggap sebagai institusi untuk pencucian uang, nah itu mungkin mereka bisa terseret di situ," kata Andy.

Ia menyarankan agar masyarakat lebih cerdas dalam memilih produk atau jasa yang ditawarkan oleh para influencer. Konsumen perlu memahami prinsip-prinsip dasar investasi dan mencari tahu bagaimana cara kerja produk dan jasa keuangan tersebut.

"Kita tetap harus memakai kaidah-kaidah investasi juga. Contohnya, pertama harus mempelajari, mencari tahu sebenarnya ini produk yang ditawarkan apa sih? Terus kemudian cara mainnya, cara kita untuk bisa mendapatkan keuntungan itu prosesnya seperti apa," imbuh dia.

"Terus kemudian berapa lama kita mau berinvestasi, bagaimana caranya supaya terhindar dari kerugian. Itu hal-hal yang tetap kita harus pahami, harus kita pegang," lanjutnya.

Selain itu, ia mengimbau masyarakat jangan termakan oleh 'janji-janji surga' atau omongan yang seakan-akan menjanjikan keuntungan berlipat-lipat karena investasi pasti akan ada untung dan akan ada rugi.

"Jangan termakan bujuk raya itu tadi, jangan hanya terlena oleh janji-janji surga itu tadi aja. Ya kita mesti paham, dibalik itu kira-kira ada apa ataupun apa iya enggak mungkin enggak pernah rugi sama sekali kan," sebut Andy.

"Kan yang dikasih lihat kan ya orang yang untung doang, yang merugi kan enggak pernah dikasih lihat. Jadi sekali lagi, prinsip-prinsip investasi itu mesti dipegang banget, namanya investasi bisa jadi untung bisa jadi rugi, nggak bakal selamanya untung terus," tandasnya.

(tdh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER