Pemerintah China mengaku sangat prihatin dengan tindakan Pemerintah India yang memblokir perusahaan-perusahaan dari Negeri Tirai Bambu, termasuk 54 aplikasi Alibaba dkk.
"Otoritas India telah mengambil serangkaian tindakan represif terhadap perusahaan-perusahaan China, yang secara serius telah merusak hak dan kepentingan perusahaan-perusahaan China," ujar Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng, dilansir CNN Business, Jumat (18/2).
Teguran China itu dilemparkan setelah beberapa hari sebelumnya India memutuskan memblokir 54 aplikasi Alibaba, Tencent dan NetEase, karena masalah keamanan yang dicurigai oleh Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya, pemblokiran aplikasi China oleh India bukan pertama kalinya. Pada 2020 lalu, India juga pernah melarang lebih dari 200 aplikasi, sebagian besar didominasi dari China, termasuk TikTok.
Hal tersebut terjadi pada saat ketegangan militer antara India dengan China meningkat menyusul bentrokan mematikan di perbatasan Himalaya. Bahkan, warga India menyerukan boikot terhadap barang dan jasa China, terutama dari sektor teknologi.
Selain masalah pemblokiran aplikasi, China juga menyesalkan tindakan otoritas pajak India yang mendatangi kantor perusahaan Huawei. Sumber anonim Reuters menyebut bahwa otoritas pajak India bersikeras melihat dokumen keuangan Huawei.
"Pejabat dari departemen pajak penghasilan melihat dokumen keuangan Huawei, buku rekening dan catatan bisnis di India dan transaksi di luar negeri. Beberapa catatan juga disita," terang sumber anonim tersebut.