Erick Proyeksi Laba BUMN Tembus Rp90 T pada 2021

CNN Indonesia
Selasa, 22 Feb 2022 05:09 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir memprediksi laba perusahaan BUMN tembus Rp90 triliun di sepanjang tahun lalu. Angkanya melesat dibanding Rp13 triliun tahun sebelumnya.
Menteri BUMN Erick Thohir memprediksi laba perusahaan pelat merah tembus Rp90 triliun di sepanjang tahun lalu. Angkanya melesat dibanding Rp13 triliun tahun sebelumnya. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri BUMN Erick Thohir memprediksi laba perusahaan pelat merah tembus Rp90 triliun pada kuartal IV 2021. Jumlahnya naik Rp29 triliun dibandingkan dengan kuartal III 2021 yang sebesar Rp61 triliun.

Erick Thohir mengatakan prediksi laba pada akhir kuartal IV 2021 juga melonjak dari posisi 2021 yang hanya Rp13 triliun. Jika dihitung, kenaikannya mencapai Rp77 triliun.

"Transformasi dari BUMN sendiri sudah terlihat hasilnya. Ini baru saja rapat internal yang sebelumnya 2020 profit Rp13 triliun. Lalu, pada kuartal III 2021 Rp61 triliun, ini baru saja tadi pagi fresh from the oven (masih baru). Prediksi ini masih unaudited sampai kuartal IV 2021 bisa sampai Rp90 triliun," ungkap Erick, dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (21/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Erick, kenaikan laba dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp90 triliun pada 2021 didorong karena efisiensi yang dilakukan oleh BUMN. Selain itu, bisnis model perusahaan juga berjalan cukup baik.

"Jadi bayangkan dari Rp13 triliun ke Rp90 triliun ini efisiensi luar biasa. Bisnis model berjalan baik terlepas harga komoditas lagi naik," ucap Erick.

Sementara, ia mengatakan BUMN tidak bisa bergantung pada kenaikan harga komoditas terus-menerus. Namun, penempatan sosok, model bisnis, dan transparansi menjadi formula yang penting untuk mendorong kinerja BUMN.

"Karena itu kami dorong BUMN ini jumlahnya tidak banyak lagi, dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN," jelas Erick.

Ia bahkan menginginkan jumlah BUMN kembali dipangkas menjadi 30 perusahaan. Erick berharap menteri BUMN selanjutnya dapat membuat jumlah perusahaan pelat merah semakin sedikit.

"Kalau dilihat holding kami buat klasternya dan fokus 12 klaster besar. Di dalam itu ada empat yang bisa berjalan sesuai strategi besar, yaitu holding operasional yang punya kesamaan," ucap Erick.

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER