Saudi Aramco, BUMN minyak Arab Saudi, mengaku sedang mendiskusikan rencana investasi ke mitranya di China. Hal tersebut disampaikan oleh CEO Amin Nasser pada Senin (21/2). Tetapi, ia masih enggan membuka jumlah investasi yang dimaksud.
"China adalah bagian penting dari Aramco dan kami sedang dalam diskusi dengan beberapa mitra kami di China untuk investasi lebih," katanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/2).
Pada tahun lalu, Nasser sempat mengatakan bahwa Aramco mengharapkan peluang investasi lebih lanjut dalam proyek-proyek hilir di China, importir minyak mentah terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuannya, untuk membantu China memenuhi kebutuhannya akan transportasi berat dan bahan kimia, serta pelumas dan bahan non-logam.
Di sisi lain, ia menyoroti permintaan minyak secara global yang hampir mencapai tingkat pra-pandemi, namun investasi di sektor tersebut tidak memadai untuk mempertahankan pasokan global dalam jangka pendek hingga menengah.
Oleh karena itu, Nasser menyebutkan pihaknya berupaya meningkatkan kapasitas berkelanjutan maksimumnya menjadi 13 juta barel per hari pada 2027, naik dari kapasitas 12 juta barel per hari saat ini.
Sejalan dengan rencana tersebut, Aramco akan mengalokasikan lebih banyak belanja modal untuk investasi, termasuk untuk meningkatkan kapasitas berkelanjutan maksimum dan pasokan gas.
Menurut Nasser, total investasi global di sektor minyak dan gas telah berkurang setengahnya sejak 2014 menjadi US$350 miliar.
"Anda telah melihat apa yang terjadi di Eropa saat ini dan sebagian Asia soal harga energi yang sangat tinggi, ini berdampak pada pelanggan di seluruh dunia," katanya.