Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyatakan apresiasi terhadap antusiasme masyarakat menyambut dunia cryptocurrency yang berdampak langsung kepada pencarian mengenai teknologi blockchain.
Dalam kegiatan Bali Blockchain Conference di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Sandiaga mengatakan bahwa antusiasme itu sekaligus memperlihatkan semangat kebangkitan sektor ekonomi kreatif, khususnya dari para pelaku UMKM di Indonesia.
"Bali Blockchain ini membuka peluang bagi kita menjembatani bukan hanya dirasakan bagi kalangan menengah ke atas, tapi UMKM-UMKM dengan teknologi Blockchain bisa berpartisipasi. Terlebih konferensi seperti ini, menjadi pemanasan untuk kegiatan-kegiatan lainnya di Bali, sebagai bagian dari program yang tepat sasaran tepat manfaat dan tepat waktu," kata Sandiaga, Selasa (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga juga mengingatkan agar masyarakat mempelajari dan memahami apa yang ingin diinvestasikan agar tidak menjadi spekulasi di kemudian hari. Untuk itu, pemerintah hadir untuk mendukung sosialisasi dan mengedukasi tentang blockchain beserta instrumennya, seperti krypto.
"Memang terkadang ada unsur spekulasi, namun saya sering mengingatkan berinvestasi itu bukan berspekulasi. Berinvestasi itu mengerti dengan baik apa teknologi baru ini. Untuk itu pemerintah hadir mendukung untuk memberi sosialisasi dan edukasi masyarakat apa yang menjadi peluang dan resikonya dimana agar kita bisa mengambil peran di dalamnya," ujarnya.
Dia menilai, Indonesia memiliki peluang ekonomi digital yang besar, dengan pengguna internet mencapai 202,6 juta atau sebesar 73,7 persen dari total penduduk. Menurut riset dari Google dan Bain, ada 21 juta konsumen digital baru selama pandemi pada 2020 dan paruh pertama 2021.
"Industri kreatif dan digital adalah masa depan ekonomi Indonesia dan dunia. Laporan dari SEA e-Conomy menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan memiliki Gross Merchandise Value (GMV) senilai 70 miliar dolar AS atau sekitar Rp 994 triliun pada tahun 2021," ujarnya.
Optimisme itu didukung nominal transaksi e-commerce yang terus meningkat hingga Rp266,3 triliun pada 2020. Berdasarkan Data Bappebti, pada akhir 2021 jumlah pelanggan aset kripto Indonesia mencapai 7,5 juta orang. Nilai transaksi kripto terdongkrak hingga 636,15 persen menjadi Rp478,5 triliun pada Juli 2021, dari Rp65 triliun pada tahun sebelumnya.
Sandiaga berharap, potensi yang begitu besar dapat membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru.
Seperti diketahui, blockchain sendiri merupakan teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi. Penggunaannya tidak terlepas dari bitcoin dan cryptocurrency lainnya. Menurut Sandiaga, banyak sektor lainnya yang bisa turut memanfaatkan perkembangan teknologi dari blockchain ini.
"Blockchain adalah suatu teknologi yang sangat krusial dalam mendukung efisiensi dan transparansi," ujar Sandiaga.
(rea)