Basuki Tegaskan IKN Bukan Proyek Ujug-ujug

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru tidak ujug-ujug begitu saja dilakukan oleh pemerintah.

Basuki mengklaim banyak kajian yang telah dilakukan sebelum memutuskan membangun pusat pemerintahan baru.

"Kami ingin melaporkan, jadi visi Bapak Presiden yang disampaikan 16 Agustus 2019 itu tidak ujug-ujug. Mungkin satu atau dua tahun sebelumnya kami sudah lakukan paling tidak studi literatur terhadap pemindahan kota dan ibu kota di dunia, ada 99 kota yang sudah kami pelajari," kata Basuki dalam Beranda Nusantara, Rabu (23/2).

Sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan pemindahan ibu kota baru di depan Sidang Tahunan MPR 2019, Basuki mengaku dirinya bersama Kepala Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dipanggil Istana dalam rangka mempersiapkan IKN.

"Kepala Bappenas ditugaskan untuk mengkaji, mengapa harus pindah. Sementara kami ditugaskan untuk mendesain. Itu sebelum beliau mengumumkan," ujarnya.

Pasca pengumuman, lanjutnya, pihaknya mengadakan sayembara pembangunan IKN. Sayembara saat itu diperuntukkan bagi ahli perencanaan tata kota untuk mendesain macroplanning atau perencanaan besar wilayah IKN.

Basuki menjelaskan perencanaan besar tersebut kelak akan bekerja sama dengan Bappenas. Sayembara tersebut akhirnya menemukan pemenang, yakni tim dari Founder Urban+ Sibarani Sofian yang mengusung tema Ibu Kota Nagara Rimba Nusa.

Selain itu, terdapat meso planning atau rencana menengah yang didesain untuk membangun kawasan penting di IKN seperti Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), kawasan inti pendidikan, dan kawasan inti kesehatan.

Lebih lanjut, Basuki menjelaskan saat ini pemerintah tengah merinci meso planning yang sudah dibuat agar dapat diimplementasikan dalam pembangunan.

[Gambas:Video CNN]