Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta mendatangi DPRD. Para perajin melakukan audiensi dengan Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI mengadukan kenaikan harga kedelai yang berlangsung hingga saat ini.
"Sekarang sampai tembus harga Rp11.300 per kilogram (kg). Sebelumnya di bawah Rp10 ribu, Rp8.500, Rp9.000. Ini naik terus meroket, sehingga kami perajin tempe sudah tidak tahan untuk istilahnya mencari keuntungan," ujar Sekjen Puskopti DKI Jakarta Hedy Kuswanto, Rabu (23/2).
Dalam audiensi itu, perajin tahu tempe juga meminta anggota dewan untuk meneruskan keluhan terkait harga kedelai kepada pimpinan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa hari belakangan, lanjut Hedy, para perajin memutuskan mogok produksi. Tujuannya, mendesak pemerintah menstabilkan harga kedelai.
Tak cuma itu, mereka juga meminta agar pemerintah memberikan subsidi, di samping membenahi tata niaga kedelai agar diurus oleh pemerintah.
"Dari 1998, pasca-orde baru sampai sekarang, itu murni swasta yang pegang. Kenapa pemerintah nggak ikut ngurusi masalah ini? Sehingga (swasta) ya semaunya sendiri," tutur Hedy.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono mengaku akan menindaklanjuti pengaduan perajin tahu tempe.
Lihat Juga : |
"Kami akan mencoba menindaklanjuti dan berkoordinasi tentunya dengan teman-teman DPR RI, karena ini bukan DKI Jakarta saja, sudah nasional. Kemudian, kami koordinasi juga dengan pemerintah pusat untuk bisa menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan," ujar Gembong.
Selain itu, di tingkat provinsi, ia mengatakan pihaknya akan memanggil dan berkoordinasi dengan BUMD Pangan milik DKI, Food Station.
"Tentunya, kami dalam waktu dekat kita akan memanggil BUMD ketahanan pangan untuk kita ajak koordinasi untuk menjaga stabilitas harga di Jakarta," tandasnya.