Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.391 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (24/2) sore. Mata uang Garuda ini turun 53 poin atau turun 0,37 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.337 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.371 per dolar AS sore ini. Angkanya melemah dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.355 per dolar AS.
Lalu, mata uang di Asia terlihat bergerak memerah. Seperti yen Jepang minus 0,29 persen, won Korea Selatan minus 0,75 persen, peso Filipina yang minus 0,46 persen, rupee India minus 0,98 persen, yuan China minus 0,11 persen, ringgit Malaysia minus 0,53 persen, dan baht Thailand minus 0,79 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya dolar Hong Kong dan dolar Singapura yang naik masing-masing 0,04 persen dan 0,46 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju kompak memerah. Terpantau, franc Swiss minus 0,23 persen, dolar Kanada minus 0,43 persen, dolar Australia minus 0,65 persen, poundsterling Inggris minus 0,39 persen, dan euro Eropa minus 0,42 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah tertekan akibat ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang semakin meningkat pada hari ini.
"Menjelang sore ini, situasi berkembang semakin tegang. Rusia benar-benar melancarkan serangan ke wilayah Ukraina Timur. Harga aset berisiko langsung ramai-ramai tertekan. Pasar masuk ke aset aman seperti dolar AS, emas, yen Jepang dan Franc Swiss," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Ia menilai pasar masih memantau situasi di Ukraina. Apabila ketegangan semakin meningkat, maka rupiah akan semakin tertekan.
Namun sebaliknya, apabila Rusia dan Ukraina mengedepankan diplomasi, rupiah bisa menguat dan stabil hingga ke level Rp14.300 per dolar AS.
(fry/aud)