Jokowi: 400 Tahun Lebih Kita Tak Miliki Keberanian Melangkah

CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2022 11:41 WIB
Jokowi menyatakan sudah 400 tahun lebih Indonesia tak memiliki keberanian melangkah dalam mengelola sumber daya alam untuk kepentingan dalam negeri.
Jokowi menyatakan sudah 400 tahun lebih Indonesia tak memiliki keberanian melangkah dalam mengelola sumber daya alam untuk kepentingan dalam negeri. (ANTARA FOTO/BPMI-Muchlis Jr).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Jokowi menyatakan sudah 400 tahun lebih Indonesia tidak memiliki keberanian dalam memanfaatkan semua kekayaan alam yang dimiliki secara maksimal untuk kepentingan dalam negeri. 

Ketakutan itu tercermin dari ekspor Indonesia yang kebanyakan dalam bentuk bahan mentah.

"Sejak zaman VOC, 400 tahun yang lalu kita mengirim bahan mentah, yang kita kirim bahan mentah. Kayu kita kirim gelondongan, komoditas pertanian, perkebunan sampai sekarang juga (kita ekspor) mentah. Kita sudah 400 tahun lebih tidak memiliki keberanian untuk melangkah ke yang namanya transformasi ekonomi," kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Rapat Pimpinan TNI- Polri di Jakarta, Selasa (1/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena ketakutan melangkah itu, Jokowi mengatakan Indonesia tidak pernah dapat apa-apa dari kekayaan alam melimpah yang dimilikinya. Atas dasar itulah, pemerintahannya melakukan perubahan pengelolaan sumber daya alam dengan melakukan transformasi ekonomi.

Dengan kebijakan itu, pemerintah berupaya untuk menghentikan ekspor sumber daya alam dalam bentuk mentah. Menurutnya, langkah itu sudah dilakukan terhadap beberapa jenis kekayaan alam, salah satunya nikel.

Ia tak mengizinkan lagi nikel diekspor dalam bentuk mentah.  

[Gambas:Video CNN]

"Nikel, gak boleh ekspor lagi nikel. Bahan mentah nikel nggak, setop (ekspornya). Kiriman ekspor harus minimal setengah jadi, kemudian nanti berikutnya harus barang jadi," katanya.

Jokowi mengatakan langkah itu dilakukannya supaya kekayaan alam bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi di dalam negeri. Ia berharap dengan langkah itu, ekonomi yang selama ini 56 persen sampai 58 persennya bertumpu pada konsumsi bisa digeser ke produksi.

"Jangan sampai tumpuan kita pertumbuhan kita 56-58 persen bertumpu pada konsumsi. Kita akan merubah dari konsumsi menjadi produksi. Yang tumpuannya konsumsi menjadi produksi, artinya lagi apa? Kita harus melakukan hilirisasi industri, kita harus melakukan yang namanya industrialisasi," katanya.

(dhf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER