Shell Setop Beli Minyak dan Gas Rusia

CNN Indonesia
Rabu, 09 Mar 2022 15:47 WIB
Shell menghentikan semua pembelian minyak mentah dan gas alam asal Rusia sebagai bentuk protes atas tindakan negara itu menginvasi Ukraina.
Shell menghentikan semua pembelian minyak mentah dan gas alam asal Rusia sebagai bentuk protes atas tindakan negara itu menginvasi Ukraina. ( CNNIndonesia/Artho Viando).
Jakarta, CNN Indonesia --

Shell Oil Company, perusahaan minyak bermarkas di London, menghentikan semua pembelian minyak mentah dan gas alam asal Rusia. Shell juga akan menutup stasiun pengisian bahan bakarnya di negara tersebut.

Sebelumnya, Shell telah menghentikan investasi dan meninggalkan semua perdagangan bahan bakar fosil di Rusia. Ini dilakukan pasca Inggris memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia pekan lalu.

Minyak mentah Rusia sebenarnya telah dijauhi oleh beberapa pedagang dan perusahaan minyak menyusul sanksi yang dijatuhkan banyak negara Barat. Hingga akhirnya, minyak mentah Rusia Ural diperdagangkan hanya US$25 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lain sisi, pemerintah Rusia telah memperingatkan harga minyak mentah akan melonjak hingga US$300, apabila larangan impor minyak Rusia diberlakukan.

"Tindakan kami hingga saat ini telah dipandu dan berdiskusi dengan pemerintah tentang perlunya melepaskan masyarakat dari aliran energi Rusia, sambil mempertahankan pasokan energi," kata CEO Shell Ben Van Beurden dikutip dari CNN Business, Rabu (9/3).

Selain menghentikan pembelian minyak mentah, Shell juga tidak akan memperbarui kontrak kerja dengan pemerintah Rusia dalam bidang perminyakan.

"Kami akan melakukan ini secepat mungkin, tetapi lokasi fisik dan ketersediaan alternatif berarti ini bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk diselesaikan dan akan menyebabkan pengurangan produksi di beberapa kilang kami," tulis Shell.

Shell juga akan segera mulai menutup stasiun layanan, bahan bakar penerbangan, dan operasi pelumas dengan mulai menarik secara bertahap produk minyak bumi, gas pipa, dan gas alam cair dari Rusia.

Van Beurden mengatakan negara di Eropa menghadapi dilema antara menekan pemerintah Rusia atas tindakannya ke Ukraina atau memastikan pasokan energi yang stabil dan aman.

"Tetapi pada akhirnya, pemerintahlah yang memutuskan pengorbanan yang sangat sulit yang harus dilakukan selama perang di Ukraina. Kami akan terus bekerja sama dengan mereka untuk membantu mengelola potensi dampak terhadap keamanan pasokan energi, khususnya di Eropa," tambahnya.

(fry/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER